Soloraya
Selasa, 23 Maret 2021 - 14:34 WIB

SMPN 1 Karanganyar Siap Uji Coba Belajar Tatap Muka, Tapi Butuh Dukungan Ortu

Sri Sumi Handayani  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan SMP. (Solopos/Wishnu Paksa)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Disdikbud Karanganyar menunjuk SMPN 1 Karanganyar untuk menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi Covid-19.

Empat sekolah di Kabupaten Karanganyar, yakni SMPN 1, SMAN 1, SMKN 1, dan MAN 1 Karanganyar akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 mulai 5 April 2021.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, Endang Tri Hadiningsih, menuturkan Disdikbud menunjuk SMPN 1 Karanganyar sebagai sekolah yang akan menyelenggarakan PTM di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Guru Karanganyar Diupayakan Setelah Lebaran 2021

Advertisement

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Guru Karanganyar Diupayakan Setelah Lebaran 2021

Penunjukan tersebut, kata Endang, mengacu kriteria pelaksanaan PTM yang tertuang dalam SKB 4 Menteri tentang pelaksanaan pembelajaran selama pandemi Covid-19.

"Apa yang harus disiapkan, sarana prasarana, prosedur itu sudah ada semua. SMPN 1 siap, pak kepala sekolah sudah melapor," tutur Endang saat dihubungi Solopos.com, Selasa (23/3/2021).

Advertisement

"Satu hari itu hanya empat mata pelajaran. Setiap mata pelajaran 30 menit maka siswa di sekolah hanya dua jam. Siswa yang tidak terjadwal PTM hari itu harus mengikuti pembelajaran jarak jauh [PJJ]," ujar dia.

Selain itu, lanjut Endang, tidak ada jam istirahat selama uji coba PTM. Pihak sekolah juga tidak diperkenankan membukan kantin sekolah. Siswa disarankan membawa bekal sendiri dari rumah.

Baca juga: PSC Gandeng Dermawan Bagikan Sembako dan Kasur untuk Warga Lansia Solo Raya

Advertisement

"Saat masuk dan pulang diatur, tidak boleh bareng-bareng. Saat berangkat dan pulang sekolah tidak boleh naik angkutan umum. Orangtua harus mengantar dan menjemput siswa. Atau, siswa dipersilakan mengendarai sepeda. Aturan itu harus dipatuhi," jelas dia.

Endang menambahkan pihak sekolah harus mengantongi surat izin dari orangtua bahwa siswa tersebut diizinkan mengikuti uji coba PTM di masa pandemi Covid-19. Di luar hal teknis itu, Disdikbud menyampaikan sedang memproses surat rekomendasi penyelenggaraan uji coba PTM di masa pandemi Covid-19.

"Harus ada persetujuan dari orangtua. Kami mulai persiapan meminta izin Bupati. Salah satu syarat kan mendapatkan izin Bupati selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Kami siapkan sehingga saat uji coba sudah sesuai ketentuan," ungkapnya.

Advertisement

Baca juga: Dinkes Karanganyar Ingin Vaksinasi Covid-19 Tetap Lanjut Pagi-Sore Selama Ramadan, Tapi...

Dihubungi secara terpisah, Kepala SMPN 1 Karanganyar, Drajat Sri Widodo, menjelaskan total siswa di SMPN 1 Karanganyar 904 orang. Setiap hari akan ada 300-an orang siswa masuk secara bergiliran dalam satu pekan. Dia mencontohkan siswa di satu ruang kelas 7.

"Presensi 1 sampai 10 masuk Senin, 11 sampai 20 Selasa, dan 21 sampai 30 Rabu. Lalu Kamis itu kembali ke presensi 1 hingga 10. Begitu seterusnya. Sama untuk kelas 8 dan 9," tutur Drajat saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Selain itu, SMPN 1 Karanganyar mengatur jam masuk siswa. Kelas 7 masuk pukul 07.00 WIB, kelas 8 masuk pukul 07.30 WIB, dan kelas 9 masuk pukul 08.00 WIB. Strategi itu diambil untuk memastikan siswa tidak datang maupun pulang berduyun-duyun.

Sekolah Tidak Memaksa

Sayangnya, Drajat belum dapat memastikan apakah seluruh siswa dapat mengikuti PTM. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah mendapatkan izin dari orang tua.

"Meskipun sudah dirancang begitu, kalau orang tua enggak kasih izin ya enggak bisa memaksa. Ada yang menolak, tapi kami masih pendekatan. Saat ini kasus Covid-19 mulai landai," tutur dia.

Baca juga: Kasus Chikungunya di Tasikmadu Tertinggi di Karanganyar

Ditanya kendala yang kemungkinan dialami selama uji coba PTM adalah perihal larangan siswa menggunakan angkutan umum untuk berangkat ke sekolah. Padahal, siswa SMPN 1 Karanganyar ada yang berasal dari sejumlah kecamatan di wilayah lereng Gunung Lawu, seperti Karangpandan, Tawangmangu, dan lain-lain.

"Ada yang rumah di Karangpandan, Tawangmangu. Apakah diantar orang tua karena memang tidak diperkenankan naik angkutan umum. Kami butuh dukungan orang tua untuk ikut mengawasi," jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif