SOLOPOS.COM - PENYISIRAN -- Petugas Polres Wonogiri melakukan pemeriksaan di lahan kosong di belakang SDN Wonogiri 1, Rabu (19/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Heri Suryono)

PANIK -- Sejumlah orangtua siswa berdatangan ke SDN Wonogiri 1 setelah mengetahui kabar adanya SMS berisi ancaman bom yang diterima kepala sekolah setempat, Rabu (19/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Heri Suryono)

Wonogiri (Solopos.com) – Aksi teror dari orang tak bertanggung jawab yang mengancam bakal ada bom membuat panik orantua siswa di SD Wonogiri 1, Wonogiri, Rabu (19/10/2011).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala SDN 1 Wonogiri, Pamuji bercerita, kabar teror bom diterimanya melalui kiriman pesan singkat atau SMS. Dijelaskannya, SMS pertama berisi peringatan, yakni agar siswa dipulangkan pagi karena ada bom. “SMS kedua, berisi pertanyaan apakah siswa sudah dipulangkan dan SMS ketiga berisi kalimat yang intinya ada bingkisan siap meledak di belakang gedung sekolah dan selamat jalan arwah Pamuji. Menerima SMS tersebut saya segera melaporkannya ke orangtua salah satu siswa yang kebetulan juga polisi dan disarankan melaporkannya ke polisi,” paparnya.

Wakapolres Wonogiri, Kompol H Sudarto bersama Kabagops Kompol Tariyo, Kasat Samapta AKP Sali, Kasat IPP AKP Heru dan Kasat Reskrim AKP Sugiyo turun langsung ke sekolah itu. Mereka bersama sejumlah anggota polisi dan Satpam SDN Wonogiri 1, Arbi menyisir tanah kosong di belakang gedung SDN 1 Wonogiri yang terletak di Lingkungan Sanggrahan RT 1/RW VIII, Kelurahan Giripurwo itu, yang menurut SMS gelap menjadi tempat diletakkannya bom.

“Kami mendapat kabar ada bom di belakang gedung SDN 1 Wonogiri sekitar pukul 09.45 WIB. Kami masih menelusuri nomor pengirim SMS tersebut. Demi kenyamanan, anggota telah melakukan penyisiran dan hasilnya nihil. Tidak ditemukan barang yang mencurigakan,” ujar Wakapolres Kompol H Sudarto. Keberadaan banyak polisi yang melakukan pemeriksaan di kebun kosong itu sempat menarik perhatian banyak warga yang melintas.

PENYISIRAN -- Petugas Polres Wonogiri melakukan pemeriksaan di lahan kosong di belakang SDN Wonogiri 1, Rabu (19/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Heri Suryono)

Informasi yang dihimpun Esposdi lokasi menyebutkan, dua siswa sekolah itu, Zagi dan Ian melihat seseorang yang mengendap-endap berjalan menuju tanah kosong di belakang sekolah. Dua anak itu juga dimintai keterangan oleh petugas di tanah kosong. Zagi menuturkan, dirinya bersama teman sekelas baru usai mengikuti pelajaran olahraga.

Keduanya pergi ke kantin sekolah di belakang ruang kelas. Sambil menikmati makanan kecil, keduanya berdiri di pintu belakang yang berhimpitan dengan jalan kampung. Tak berapa lama, keduanya melihat seseorang berpakaian hitam-hitam dengan mengenakan topi ala ninja mengendap-endap. Curiga, dua anak itu mengamati dari balik pagar sekolah. “Orang itu berdiri di tengah tanah kosong. Saya takut dan lari ke dalam kelas namun saat kami kembali orang itu sudah tidak ada,” ujar Ian.

Sejumlah orangtua siswa yang mendengar kabar itu bergegas datang ke sekolah. Mereka bergopoh-gopoh. Sebagian di antaranya bermuka kusut. Sesampai di sekolah, ada yang bertanya kepada sesama orangtua siswa namun ada juga yang langsung mencari dan memanggil anaknya. Mereka terlihat panik, karena saat datang ke sekolah, kegiatan belajar-mkengajar masih berlangsung. “Apa anak-anak sudah dipulangkan dan anak apa boleh dibawa pulang,” ujar salah seorang walimurid, Mardiyanto dengan muka panik.

Hal sama dilakukan orangtua lain, Ny Dani, Ny Anto maupun Anis. Mereka mengamati ruang kelas anaknya dan tidak lama mengambil ponsel dan menelepon sambil berjalan ke depan dan kembali lagi ke belakang. Melihat situasi tersebut, akhirnya pihak sekolah memulangkan semua siswa sekitar pukul 10.35 WIB. Salah seorang guru setempat, Untung Suparmin menyatakan memulangkan siswa didik demi ketenangan semua pihak.

Sementara itu, wali murid yang lain, Hery Bagong berharap pihak sekolah segera berkoordinasi dengan walimurid pasca isu bom tersebut. “Ketenangan siswa sudah diusik sehingga perlu kewaspadaan semua pihak. Kami berharap, pihak sekolah segera berkoordinasi dengan orangtua siswa untuk diajak bersinergi menjaga lingkungan. Misalkan, selama menunggui anaknya orangtua diminta ikut mengamati lingkungan sekolah. Jika melihat orang baru atau orang asing segera melapor ke sekolah,” katanya.

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya