Soloraya
Sabtu, 30 Juni 2012 - 07:03 WIB

SMS PROVOKASI: Pedagang Menyatakan Pasar Klewer Berstatus Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/dok)

Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO-Para pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) mengaku menerima pesan pendek (sms) bernada provokasi. Saat ini, pedagang yang getol menolak rencana revitalisasi Pasar Klewer itu mulai mencanangkan status waspada bagi seluruh pedagangnya.

Advertisement

“Kami meminta kepada pedagang dan semua yang berada di Klewer agar waspada. Ada orang-orang yang bergerak dalam keramaian,” tegas Humas HPPK, Kusbani kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (29/6/2012).

Kusbani menjelaskan, kondisi Pasar Klewer saat ini mulai memanas. Di tengah pro kontra revitalisasi pasar konveksi terbesar di Jawa Tengah itu, tindakan-tindakan yang tak bertanggungjawab akan mudah tersulut. Salah satunya ialah dengan beredarnya ajakan-ajakan berbau provokasi, baik melalui sms maupun pembicaraan langsung.

“Misalnya, saat ini sudah ada sms-sms yang sifatnya provokasi. Bisa juga melalui omongan,” katanya tanpa mau menguraikan lebih jauh isi pesan provokasi tersebut.

Advertisement

Atas kondisi itulah, HPPK menghadap Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in untuk meminta aparat pengamankan Pasar Klewer. Peningkatan pengamanan itu juga bagian dari menjaga iklim kondusif Pasar Klewer menjelang Lebaran yang merupakan musim panen pedagang tiap tahun.

“Selama ini, pengamanan dari Polsek memang sudah dilakukan. Namun, karena dianggap kurang mencukupi, kami meminta pengamanan tambahan dari aparat Polresta,” paparnya.

Pengurus HPPK lainnya, Heri Edi menambahkan, saat ini pedagang tengah berdebar menanti hasil feasibility study (FS). Sebab, hasil FS akan menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah rekomendasi soal perlu dan tidaknya merevitalisasi Pasar Klewer. “FS telah usai. Namun, hasilnya masih dalam pengolahan. Kami semua tengah menanti,” paparnya.

Advertisement

Dalam masa-masa penantian inilah, pedagang diharapkan bisa tenang dan tak mengambil tindakan-tindakan yang meresahkan pedagang lainnya. Begitu pun dengan Pemkot Solo, kata Edi, juga diminta tak mengumbar statemen yang bikin resah pedagang. “Kalau statemen ke publik jangan memana-manasi. Dan yang terpenting jangan mengintervensi hasil FS,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif