Soloraya
Minggu, 29 September 2019 - 18:35 WIB

Soal Aduan Politik Uang, Ini Tanggapan Panitia Pilkades Ngabeyan Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sukarelawan pendukung Didik Andriatno menunjukkan tanda terima surat aduan dari Polres Wonogiri di Pojok, Ngabeyan, Sidoharjo, Wonogiri, Minggu (29/9/2019). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Ngabeyan, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Nanang Hardi, memberikan tanggapannya terkait dugaan ada politik uang dalam penyelenggaraan pilkades, Rabu (25/9/2019).

Nanang mengaku tak tahu-menahu soal itu. “Kalau soal dugaan politik uang, kami tak tahu menahu. Kami sebagai panitia hanya fokus menangani pilkades, apa yang terjadi di luar kami tak tahu,” ucap dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (29/9/2019).

Advertisement

Di sisi lain, dia mengonfirmasi telah menerima surat penolakan hasil pilkades dari tim sukarelawan calon kades (cakades) nomor urut 2, Didik Andriatno. Dia mengaku sudah berkonsultasi dengan tim pengendali tingkat kecamatan mengenai surat itu.

Tim memutuskan surat tersebut dinyatakan tak memenuhi persyaratan untuk ditindaklanjuti. Dengan begitu, surat penolakan tak memengaruhi hasil pilkades.

Dia tak bersedia menjelaskan alasan surat tersebut dinyatakan tak memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti. Dia juga tak menyinggung ihwal surat penolakan dari tim sukarelawan Didik yang berisi ihwal dugaan panitia tidak netral.

Advertisement

Sebagaimana diinformasikan, dugaan politik uang itu sudah diadukan ke polisi oleh sukarelawan pendukung Didik Andriatno. Mereka membawa barang bukti berupa uang tunai yang diterima pemilih.

Sukarelawan mengadukan Ttg dan Mjo. Sukarelawan Didik, Rediyanto, mengaku memiliki alat bukti kuat yang bisa membuktikan telah terjadi politik uang, yakni berupa uang tunai dari warga penerima senilai Rp600.000.

Menurut penerima, uang itu pemberian Mjo dan Ttg. Keduanya disebut para penerima menyerahkan uang saat masa tenang, yakni dua hari sebelum pemungutan suara.

Advertisement

Hingga berita ini ditulis, Pardi belum dapat dimintai konfirmasi. Saat Solopos.com ke rumahnya di Ngabeyan RT 003/RW 001, dia tidak berada di rumah.

Saat dihubungi nomor teleponnya, Pardi tak menjawab. Pertanyaan lewat pesan aplikasi Whatsapp (WA) hanya dibaca tapi tak dibalas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif