SOLOPOS.COM - pesepeda melintasi JPO Manahan, Rabu (18/4/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo ingin duduk bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ihwal pengelolaan jembatan penyeberangan orang (JPO) Manahan, Solo. Hal ini dilakukan agar ada kejelasan instansi pemerintah yang bertugas mengelola dan menjaga fasilitas di JPO Manahan.

JPO Manahan dibangun untuk mengakomodasi para pejalan kaki dan pesepeda untuk menyeberangi jalur rel kereta api tanpa harus memutar arah. Dana pengerjaan proyek pembangunan jembatan bersumber dari APBN senilai kurang lebih Rp4 miliar. Jembatan itu dibuka untuk masyarakat secara resmi pada awal April.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kini, JPO Manahan menjelma sebagai salah satu ikon Kota Solo lantaran memiliki struktur bangunan yang unik dan berestetika tinggi. Atap jembatan diberi penutup bewarna putih yang melindungi pejalan kaki dan pesepeda, baik saat siang hari maupun malam hari.

Namun, ikon baru Kota Solo itu dikotori oleh tangan-tangan jahil pelaku vandalisme. Mereka mencoret-coret bagian dalam jembatan yang mengganggu estetika.

“Statusnya belum diserahkan ke Pemkot Solo. Pengguna anggaran pembangunan jembatan dari Kemenhub,” kata Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Joko Supriyanto, kepada Solopos.com, Minggu (1/10/2023).

Joko ingin segera duduk bersama dengan pihak-pihak terkait untuk membahas pengelolaan JPO Manahan. Sehingga aksi vandalisme di fasilitas publik itu tak terulang lagi pada kemudian hari.

Terlebih, JPO Manahan menjadi akses bagi pejalan kaki untuk menyeberangi jalur rek kereta api. JPO Manahan menjadi penghubung antara Jalan Sam Ratulangi (Gremet) dan Jalan Hasanudin.

Menurut Joko, banyak masyarakat yang memanfaatkan JPO Manahan setiap hari. Saat pagi hari, para pelajar menyeberangi jalur rel kereta api dengan melewati JPO Manahan.

Saat weekend, tak sedikit pesepeda yang memanfaatkan JPO Manahan saat melakukan aktivitas gowes.

“Saya berharap ada solusi soal pengelolaan JPO Manahan. Segera duduk bersama agar ada kejelasan pengelolaan JPO Manahan,” ujar dia.

JPO dengan desain modern itu memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar sekitar tiga meter. Di sepanjang jembatan, dipasang pagar dengan bahan material yang kuat dan kokoh. Masyarakat kerap berswafoto dengan latarbelakang JPO Manahan lantaran memiliki keunikan dan estetika tinggi.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan pemerintah telah memberi ruang bagi kalangan anak muda untuk berekspresi. Misalnya, koridor Gatot Subroto atau Gatsu yang menjadi ruang ekspresi bagi seniman mural. Koridor Gatsu bertransformasi menjadi ikon wisata malam.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berharap aksi vandalisme di fasilitas publik tak terulang lagi.

“Mural neng ngendi-ngendi ana. Di Solo is Solo isine mural kabeh. Ruang ekspresi di Solo sudah ada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya