Soloraya
Sabtu, 27 April 2013 - 01:30 WIB

SOLAR LANGKA : Batik Solo Trans Tak Terpengaruh

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batik Soki Trans (dok/JIBI/SOLOPOS)

Batik Soki Trans (dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Kegiatan operasional 15 Batik Solo Trans (BST) dipastikan tidak terganggu meski terjadi kelangkaan bahan bakar solar beberapa waktu terakhir. Perum Damri selaku pengelola BST telah bekerjasama dengan sebuah SPBU untuk penyediaan bahan bakar armada.
Advertisement

Kepala Unit Perum Damri, Sutaryadi, saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4/2013), mengatakan Damri telah menjalin kesepakatan dengan sebuah SPBU di Palur terkait penyediaan solar bagi BST.

Sutaryadi menyebut sejauh ini operasional BST tidak terhambat di saat angkutan penumpang lain kalang kabut. “Sejauh ini pasokan bahan bakar untuk BST masih tercukupi, warga tak perlu khawatir,” ujarnya.

Selain melayani 15 BST, Sutaryadi mengatakan pasokan solar dari SPBU itu menyokong 16 armada lain milik Damri. Armada tersebut meliputi 15 bus Damri dan enam bus wisata. Khusus BST, pihaknya mengaku menggelontorkan dana hingga Rp8 juta per hari untuk bahan bakar bis.

Advertisement

Disinggung ihwal rencana mogok angkutan penumpang, pihaknya mengaku mendukung. Menurutnya, rencana mogok tersebut merupakan aksi solidaritas sesama pelaku transportasi umum di bawah Organda.

Damri sendiri merupakan institusi pelat kuning yang dinaungi organisasi tersebut. “Kalau ada rencana setop operasi ya kami siap mendukung,” tuturnya soal rencana mogok yang akhirnya batal itu.

Sebagaimana diketahui, BST melayani dua rute perjalanan yakni Bandara Adi Soemarmo-Jl Slamet Riyadi-Jurug-Palur dan Terminal Palur-Jl Ir Sutami-Gladag-Jl Bhayangkara-Jl dr Radjiman.

Advertisement

Pada bagian lagian, Pemkot telah menyiapkan lima armada bus jika sewaktu-waktu terjadi aksi mogok. Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan bus pelat merah milik Pemkot telah disiagakan untuk mengantisipasi aksi setop operasi. “Sejumlah kendaraan milik Satpol PP juga sudah disiapkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengapresiasi penambahan kuota 30% bahan bakar solar. Meski demikian, Rudy menyoroti keadilan distribusi bahan bakar di lapangan. Rudy khawatir pembagian bahan bakar yang tidak merata bakal menimbulkan gejolak di kemudian hari. “Ini yang dikhawatirkan. Pembagian solar ke SPBU harus adil dan sama rata.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif