Pada pukul 09.00 WIB, tinggi muka air di Waduk Serbaguna Wonogiri mencapai 134,19 mdpl dengan debit pengeluaran ke pintu turbin PLTA sebanyak 30 m3/detik. Jumlah itu terbagi ke irigasi untuk saluran Colo Barat sebanyak lima meter kubik per detik dan Colo Timur sebanyak 17 m3/kubik.
“Jika di Jurug [Bengawan Solo] airnya sudah meluap, kemungkinan berasal dari anak sungai Bengawan Solo yakni Kali Samin dan Kali Dengkeng. Air itu juga bisa dari limpahan air di Kota Solo. Kalau yang kami keluarkan 30 m3/detik, maka itu tidak seberapa. Apalagi, sudah diambil untuk irigasi di Colo Barat dan Timur sebanyak 22 m3/detik,” kata Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (4/1/2013).
Menurutnya, banyak persepsi masyarakat yang salah tentang pembukaan pintu bendung di WGM. “Masyarakat berpikir jika pintu bendung dibuka, maka mengakibatkan banjir. Padahal, itu belum tentu. Kami membuka pintu bendung dengan tahapan mulai dari 50 m3/detik hingga 300 m3/detik. Itu pun, kami harus memperhitungkan kondisi di hilir dan hulu,” ujarnya.
Winarno menambahkan pertimbangan itu, di antaranya bagaimana curah hujan di daerah hulu yakni Batuwarno, Jatisrono, Tirtomoyo dan Pracimantoro. Selain itu, juga pertimbangan tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo.
“Jika ketinggian muka air di Sungai Bengawan Solo sudah pada garis merah dan hujan di bagian hulu tidak deras, maka kami akan mepertahankan air. Yang perlu diwaspadai, jika hujan deras turun bersamaan di hulu dan hilir,” imbuhnya.