Soloraya
Jumat, 4 Januari 2013 - 17:13 WIB

SOLO BANJIR: Pintu Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Masih Ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan rumah warga di RT003/RW001 Kelurahan Sewu, Jebres kebanjiran setelah diguyur hujan deras selama tak lebih dari satu jam, Jumat (4/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

Puluhan rumah warga di RT003/RW001 Kelurahan Sewu, Jebres kebanjiran setelah diguyur hujan deras selama tak lebih dari satu jam, Jumat (4/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

WONOGIRI–Banjir yang terjadi di sekitar wilayah Sungai Bengawan Solo bukan karena pembukaan pintu bendung di Waduk Gajah Mungkur (WGM). Hingga saat ini, pintu bendung masih ditutup karena belum mencapai batas normal ketinggian air yakni 135,30 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Advertisement

Pada pukul 09.00 WIB, tinggi muka air di Waduk Serbaguna Wonogiri mencapai 134,19 mdpl dengan debit pengeluaran ke pintu turbin PLTA sebanyak 30 m3/detik. Jumlah itu terbagi ke irigasi untuk saluran Colo Barat sebanyak lima meter kubik per detik dan Colo Timur sebanyak 17 m3/kubik.

“Jika di Jurug [Bengawan Solo] airnya sudah meluap, kemungkinan berasal dari anak sungai Bengawan Solo yakni Kali Samin dan Kali Dengkeng. Air itu juga bisa dari limpahan air di Kota Solo. Kalau yang kami keluarkan 30 m3/detik, maka itu tidak seberapa. Apalagi, sudah diambil untuk irigasi di Colo Barat dan Timur sebanyak 22 m3/detik,” kata Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (4/1/2013).

Menurutnya, banyak persepsi masyarakat yang salah tentang pembukaan pintu bendung di WGM. “Masyarakat berpikir jika pintu bendung dibuka, maka mengakibatkan banjir. Padahal, itu belum tentu. Kami membuka pintu bendung dengan tahapan mulai dari 50 m3/detik hingga 300 m3/detik. Itu pun, kami harus memperhitungkan kondisi di hilir dan hulu,” ujarnya.

Advertisement

Winarno menambahkan pertimbangan itu, di antaranya bagaimana curah hujan di daerah hulu yakni Batuwarno, Jatisrono, Tirtomoyo dan Pracimantoro. Selain itu, juga pertimbangan tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo.

“Jika ketinggian muka air di Sungai Bengawan Solo sudah pada garis merah dan hujan di bagian hulu tidak deras, maka kami akan mepertahankan air. Yang perlu diwaspadai, jika hujan deras turun bersamaan di hulu dan hilir,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif