SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO — Solo Grand Mall (SGM) meluncurkan aplikasi Kuliner Fashion SGM Solo, Minggu (31/3/2019). Aplikasi tersebut berisi berbagai informasi seputar SGM yang diharapkan bisa lebih menarik minat masyarakat datang ke mal di Jl. Slamet Riyadi Solo tersebut.
Ada berbagai informasi di aplikasi tersebut. Mulai informasi kuliner, tenant besar, fashion & sepatu, fashion batik, fashion muslim, HP & laptop, musik & hobi, ibu & anak, cantik & bugar, perhiasan, cinema, promo, dan sebagainya.
“Kami memang ingin memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang ada di SGM. Setelah tahu produk yang dicari ada di SGM, masyarakat bisa datang untuk belanja. Tujuannya memang agar masyarakat tertarik untuk datang,” terang General Manager SGM, Bambang Sunarno, kepada wartawan di SGM, Minggu.
Cukup mudah untuk mendapatkan informasi dari aplikasi yang sudah bisa diunduh dari Google Playstore tersebut. Ada beberapa tombol yang bisa dipilih. Ketika memilih tombol kuliner misalnya, informasi berbagai tenant kuliner di SGM akan muncul.
Mulai dari Solo Pluffy, Asia Waffle, Mendem Duren, Warung Mbok Marni, Mie Horizon, dan sebagainya. Begitu juga ketika memilih tombol fashion dan tombol-tombol lain.
Bambang mengatakan aplikasi tersebut secara resmi diluncurkan pada Minggu di Solo Car Free Day (CFD) dan Atrium Utama SGM. Ada beberapa hiburan yang menyertai peluncuran aplikasi itu. Mulai dari flashmob di CFD, sosialisasi aplikasi, talkshow dan kegiatan seru lainnya.
Tidak hanya itu, bagi masyarakat yang mengunduh aplikasi saat acara berlangsung mendapatkan free voucher senilai Rp20.000 yang bisa digunakan untuk berbalanja di seluruh tenant kuliner SGM.
Melalui aplikasi itu, SGM berharap bisa lebih dikenal masyarakat. Terlebih saat ini hampir sebagian besar masyarakat telah menggunakan ponsel Android untuk mendukung aktivitas. Dengan begitu aplikasi Kuliner Fashion SGM Solo diharapkan juga bisa dimanfaatkan sebagian besar masyarakat Solo dan sekitarnya.
Ke depan aplikasi tersebut akan dikembangkan sehingga dilengkapi fasilitas nontunai. Namun tidak untuk melayani penjualan secara online.
“Tujuan kami memang agar masyarakat datang ke mal. Kalau penjualan dilayani secara online, tentu jumlah kunjungan akan berkurang,” lanjut dia.