SOLOPOS.COM - Spanduk kegiatan Solo Great Sale terpasang di gerbang Pasar Kadipolo, Selasa (31/1/2017). Solo Great Sale yang berlangsung selama Februari 2017 juga diikuti pedagang pasar tradisional. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solo Great Sale 2017 dilaksanakan selama Februari.

Solopos.com, SOLO — Animo pedagang di pasar tradisional menjadi peserta Solo Great Sale (SGS) 2017 sangat tinggi karena melihat kios yang menjadi peserta SGS lebih ramai. Oleh sebab itu, Panitia SGS 2017 berencana menambah kepesertaan dari pedagang pasar tradisional.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ketua II SGS 2017, David R. Wijaya, mengatakan grandprize berupa satu unit rumah dan satu unit mobil menjadi magnet kuat menggaet konsumen di pasar tradisional. Ia mengaku saat melakukan kunjungan ke pasar tradisional, banyak yang tertarik menjadi peserta.

“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Solo mengenai penambahan jumlah peserta karena penentuan peserta ada di Dinas Perdagangan. Namun tambahan dari pedagang pasar tradisional ini hanya menjadi peserta SGS, tidak bisa ikut lomba seperti 216 pedagang yang telah menjadi peserta sejak awal,” ungkap David saat ditemui wartawan di Loji Hotel, Rabu (8/2/2017).

Menurut dia, meski jumlah peserta sudah hampir mencapai 2.000 tenant, pendaftaran masih dibuka. Peserta terus bertambah, terutama dari tenant mal karena baru mendapat surat rekomendasi dari kantor pusatnya.

Pedagang bawang di Pasar Legi, Purwanto, mengatakan setelah menjadi peserta SGS, omzet dagangan naik sekitar 25%. Hal ini karena rata-rata pembelian konsumen Rp50.000 supaya bisa mengikuti undian. Diakuinya banyak pelanggan baru yang datang untuk berbelanja di kios miliknya.

“Kami selalu sosialisasi ke konsumen yang datang mengenai SGS, kebanyakan antusias karena program ini legal dari Pemkot Solo sehingga tingkat kepercayaan terhadap program lebih tinggi dan ingin dapat poin,” ujar Purwanto saat ditemui di kionya.

Dia menceritakan, di awal tidak ada ekspektasi jualan akan makin ramai. Dia mengaku sejak ditawari oleh lurah pasar, dia hanya ingin mendukung program Pemkot Solo. Apalagi kepesertaan juga gratis.

“Awalnya diminta beri diskon ke pembeli, tapi kan tidak bisa karena di pasar sistemnya tawar menawar, akhirnya harganya normal tapi konsumen tetap bisa berkesempatan dapat poin,” kata dia.

Salah satu pembeli di Pasar Legi, Mugiyem, mengaku setelah tahu ada program great sale berhadiah rumah, langsung ikut dan menukarkan poin. Pedagang lontong ini mengaku ikut SGS karena baru kali ini pasar tradisional digandeng menjadi peserta SGS.

Kehadiran SGS di pasar tradisional pun semakin semarak dengan adanya spanduk bertuliskan Ora Umum..!! Belanja Murah, Entuk Omah di pintu masuk 12 pasar tradisional. Selain itu, ada juga banner bertuliskan Lombok Larang Ora Sumelang, Belanja Murah Entuk Omah..!! menghiasi sudut pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya