SOLOPOS.COM - Spanduk kegiatan Solo Great Sale terpasang di gerbang Pasar Kadipolo, Selasa (31/1/2017). Solo Great Sale yang berlangsung selama Februari 2017 juga diikuti pedagang pasar tradisional. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solo Great Sale 2018 diikuti pedagang pasar tradisional di Solo.

Solopos.com, SOLO — Jumlah transaksi di pasar tradisional pada pelaksanaan Solo Great Sale (SGS) tahun 2018 ini ditargetkan meningkat tiga kali lipat dari pelaksanaan tahun lalu. Sebab, jumlah peserta SGS dari pasar tradisional tahun ini lebih banyak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tahun lalu hanya ada 12 pasar yang menjadi peserta SGS. Sedangkan tahun ini, peserta SGS ada di semua pasar tradisional. Ketua II Panitia SGS 2018, David S. Wijaya, mengatakan jumlah transaksi di pasar tradisional pada SGS tahun lalu mencapai sekitar Rp3 miliar.

“Dulu hanya 12 pasar. Kalau tahun ini 44, berarti ada peningkatan jumlah peserta lebih dari tiga kali lipat. Perkiraan transaksi juga meningkat sekitar tiga kali lipat dari tahun lalu. Ya, Rp15 [miliar] mudah-mudahan tercapai,” kata dia saat ditemui Koran Solo/JIBI seusai sosialisasi pelaksanaan SGS kepada para pedagang pasar di Balai Kota Solo, Kamis (25/1/2018).

Diberitakan pada pelaksanaan SGS tahun ini panitia menargetkan jumlah transaksi menjapai Rp425 miliar dari 5.000 tenant peserta. Jumlah tersebut sekitar dua kali lebih banyak dari tahun lalu. Baik dari jumlah pesertanya maupun jumlah transaksinya.

Pada pelaksanaan tahun ini, David mengatakan SGS di pasar tradisional bukan hanya melayani transaksi tunai, namun termasuk transaksi nontunai.

“Jadi transaksi nontunai ini bisa dikatakan sebagai pilot, dalam rangka menyosialisasikan program pemerintah untuk menggalakkan transaksi nontunai. Meskipun nanti belum semua peserta [menjalankan]. Kalau di pasar tradisional saja bisa apalagi di pasar modern,” kata dia. Transaksi nontunai akan dilakukan menggunakan electronic data capture (EDC) yang disiapkan pihak bank yang menjadi mitra.

Sedangkan untuk transaksi tunai, masih menggunakan sistem yang sama dengan tahun sebelumnya. Setiap transaksi Rp50.000, pembeli akan mendapatkan satu poin. Sebagai alat bukti saat penukaran poin, harus menyertakan kuitansi dari pedagang peserta SGS. Penukaran poin nantinya dapat dilakukan di setiap pasar.

Menurut David, di setiap pasar akan ada petugas pasar yang akan melayani penukaran poin tersebut. Poin tersebut tidak hanya bisa ditukarkan di pasar lokasi berbelanja namun bisa juga ditukarkan di pasar lain, asalkan menyertakan kuitansi dari pedagang.

Keterlibatan petugas pasar dalam memberikan layanan penukaran poin diharapkan juga bisa mengkover kebutuhan pengunjung pasar. Sebab setiap pasar memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada pasar yang ramai saat pagi hari atau siang hari bahkan malam hari. Tapi ada pula pasar yang ramai saat dini hari.

“Dengan peran petugas pasar, diharapkan mereka lebih memahami kultur di pasar tersebut, sehingga pembukaan layanan bisa menyesuaikan,” kata dia.

Salah satu pedagang di Pasar Sangkrah Solo, Kusmadi, mengatakan pasar tersebut merupakan pasar pagi. Transaksi biasanya sudah terjadi pada pukul 05.00 WIB. “Bahkan setelah Subuh itu justru yang ramai. Mestinya para pelanggan yang datangnya Subuh ini juga bisa terkover [untuk penukaran poin],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya