SOLOPOS.COM - Tim SAR menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Ledoksari, Pajang, Laweyan, Solo, Selasa (4/10/2016) malam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Hujan deras yang mengguyur Soloraya, Selasa-Rabu (4-5/10/2016), tak hanya mengakibatkan banjir di wilayah Solo bagian selatan. Banjir juga mulai merambah kawasan utara Solo yang berbatasan langsung dengan hulu Kali Pepe atau Kali Gajah Putih.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Gatot Sutanto, pada saat itu permukaan air di Kali Gajah Putih terus meninggi. Bahkan kali yang berhulu di Boyolali tersebut sudah meluber di Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Baca Juga: BANJIR SOLO : Kali Gajah Putih Meluap, Banyuanyar Terendam

Sementara ini, banjir menggenangi kawasan di belakang SMKN 9 Solo. Air di Kali Gajah Putih hingga Bendung Karet Tirtonadi terpantau terus naik dan mendekati permukaan atas. Karena itu, permukaan Kali Anyar juga juga terus naik.

Di bagian selatan Solo, banjir melanda dua RW di Sondakan, selain di Pajang, Bumi, dan Tipes. “Kami dapat laporan dari Bumi dan Pajang. Di Pajang ada 55 KK dari RW 014 dan RW 010 yang terdampak banjir,” jelasnya secara terpisah.

Baca Juga: Kisah Heroik Hanra, Hanyut Dan Meninggal Saat Selamatkan Warga Dari Banjir Solo 1966

Gatot memastikan genangan air di sejumlah wilayah di Soloraya berasal dari banjir kiriman Boyolali. “Saya tadi habis memantau dari wilayah Boyolali-Kartasura-Solo. Memang air dari wilayah barat dan utara atau Boyolali. Hampir semua ruas jalan utama di sana tadi juga tergenang,” bebernya.

Selain di wilayah Laweyan, Gatot juga mewanti-wanti warga yang tinggal di bantaran Kali Anyar, Kecamatan Banjarsari untuk waspada menghadapi banjir kiriman, Selasa malam. “Saya pantau air di Kali Anyar mulai naik drastis.

Sementara itu, hujan deras yang terjadi wilayah Boyolali dan Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/10/2016) mengakibatkan Kali Jenes meluap. Sebanyak 430 kepala kelaurga (KK) yang tersebar di tiga kelurahan di Laweyan terkena dampak banjir.

Pantauan Solopos.com, banjir di Laweyan mulai surut pada pukul 01.00 WIB. Warga yang rumahnya terendam banjir langsung membersihkan rumah. Sejumlah warga yang sempat mengungsi mulai kembali ke rumahnya masing-masing.

Baca Juga: Daftar Kelurahan dan Tingkat Kerawanan Banjir Solo

Warga yang terdampak banjir, pada Rabu (5/10/2016) pagi masih menerima bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo berupa makanan siap saji. Selain itu, mereka juga mendapatkan nasi bungkus bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Solo.

Sementara itu, air Kali Jenes setelah banjir masih tampak terlihat tinggi dengan arus sangat deras. Hal itu terjadi karena sejumlah pintu air di daerah Teras dan Banyudono, Boyolali, masih dibuka.

Lurah Pajang, Sarwoko, mengatakan sebanyak 250 KK di Pajang terkena dampak banjir akibat meluapnya Kali Jenes. Wilayah yang terdampak banjir tersebar di 11 RT dan 11 RW. Daerah yang paling parah terdampak banjir di RW 014. “Banjir di RW 014 merendam rumah sebanyak 56 KK. Ketinggian air mencapai 2 meter pada pukul 22.00 WIB,” ujar Sarwoko kepada Solopos.com, Rabu (5/10/2016).

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Hingga Februari, Puluhan Pompa Antisipasi Banjir Solo Siaga 24 Jam 

Sarwoko mengatakan banjir di Pajang tidak diduga sebelumnya karena pada Selasa sore Solo hujannya tidak terlalu deras. Warga yang berada di pinggir Kali Jenes juga tidak menduga akan terjadi banjir sehingga tidak sempat menyelamatkan benda berharga. “Warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing pada pukul 01.00 WIB. Kami menghimbau warga tetap waspada banjir,” kata dia.

Kelurahan Pajang, lanjut dia, menyediakan tempat pengungsian di masing-masing kampung. Kalau masih tidak muat kantor kelurahan bisa dijadikan tempat pengungsian. Bantuan korban banjir masih mengalir di simpan di Kantor Kelurahan yakni 14 kardus mie instan dan 200 nasi bungkus.

Sementara itu, Lurah Sondakan, Darji, mengatakan sebanyak 101 KK terkena dampak banjir. Di Sondakan banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Premulung. Banjir terparah terjadi di Kampung Mutihan RT 003 /RW 009 merendam rumah sebanyak 26 KK, dengan ketinggian air mencapai 1 meter. “Kami menyediakan kantor kelurahan untuk dijadikan tempat pengungsian jika terjadi banjir susulan,” kata dia.

Terpisah, Lurah Bumi, Herwin Tri Nugroho, mengatakan banjir di Bumi hanya merendam milik rumah warga sebanyak 79 KK. Sebagian besar rumah yang terdampak banjir berada tepat di pinggir Kali Jenes.

Baca Juga: Penanganan Banjir Solo: Relokasi Warga Tak Semulus Pelaksanaan Proyek

“Semua rumah rumah warga yang terendam banjir sudah dibersihkan. Kami sekarang masih membersihkan lumpur di RT 003/RW 005 dengan dibantu petugas BPBD,” kata dia.

Ditanya antisipasi banjir susulan, Herwin, mengatakan sudah memberikan himbauan langsung kepada warga agar selalu waspada banjir. Selain itu, menyediakan tempat pengungsian di lokasi terdekat di wilayah rawan banjir.

Ketua SAR Rajawali Solo, Bambang Ary Wibowo, mengatakan banjir yang terjadi di Laweyan seharusnya bisa diantisipasi sejak dini. Masyarakat harus memanfaatkan kecangihan teknologi komunikasi untuk memantau pergerakan air.

“Warga yang berada di pinggir sungai mulai hulu sampai hilir, sudah selayaknya memanfaatkan EWS [early warning system] berbasis masyarakat dengan melibatkan komunitas. Kalau terjadi banjir dari hulu warga dari hilir bisa langsung waspada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya