Soloraya
Kamis, 15 Desember 2016 - 15:40 WIB

Solo Kota dengan Udara Terbersih Ketiga di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo menjadi kota dengan udara terbersih ketiga di Indonesia setelah Balikpapan dan Padang.

Solopos.com, SOLO — Solo mendapat predikat sebagai kota dengan udara terbersih ketiga di Indonesia. Penilaian kualitas udara untuk kategori kota besar ini meningkat dibanding tahun lalu di mana Solo menduduki peringkat kelima.

Advertisement

Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Rabu (14/12/2016). Penilaian program Langit Biru ini terbagi dalam tiga kategori, meliputi kota metropolitan, kota besar, serta kota sedang dan kecil.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo Widdi Srihanto mengatakan sesuai hasil penilaian untuk kategori kota metropolitan peringkat pertama udara terbersih diraih Palembang dengan skor 91. Disusul Kota Semarang dan Jakarta Timur dengan skor nilai masing-masing 82 dan 69.

Sedangkan kategori kota besar, Kota Balikpapan menempati peringkat pertama udara terbersih dengan skor nilai 83. Kemudian Kota Padang dengan skor nilai 82 dan Kota Solo dengan skor nilai 79. Sementara kategori kota sedang dan kecil, peringkat pertama diraih Jambi dengan skor nilai 88. Peringkat kedua Tanjung Pinang dan diperingkat ketiga Ambon, skor masing-masing 84 dan 82.

Advertisement

“Keberhasilan Solo dalam meraih penghargaan ini, tidak lepas dengan giatnya program penghijauan Pemkot dan jajaran stakeholders terkait,” kata Widdi ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Kamis (15/12/2016).

Tak hanya itu program kampung iklim yang digalakkan di tiap kelurahan juga berdampak positif pada kualitas udara. Budidaya tanaman buah dan tanaman rimbun mampu mengurangi dampak pemanasan global.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan selama ini pencemaran udara di Kota Solo terbesar disumbang oleh gas buang kendaraan. Polusi udara ini terus ditekan Pemkot dengan rutin menggelar tes uji emisi secara gratis. Selain itu menata rekayasa lalu lintas yang diyakini telah mampu menekan tingkat pencemaran udara. Kemacetan lalu lintas dinilai sebagai salah satu penyumbang pencemaran udara.

Advertisement

“Di Solo itu bukan kawasan industri, jadi pencemarannya lebih banyak karena gas buang kendaraan. Untuk menekan itu, kami lakukan uji emisi gratis dan penataan lalu lintas,” kata dia.

Penutupan 53 dari 58 tempat pembuangan sementara (TPS) juga dilakukan  Pemkot sebagai upaya menekan pencemaran udara. Setidaknya dengan penutupan TPS ini, polusi udara dan lalat  dari sampah sudah tertangani.

Ke depan, sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo yang menggunung juga akan diolah menjadi energi listrik. “Jadi udara yang akan dihirup warga Solo dan sekitarnya bisa lebih bersih lagi,” katanya.

Wali Kota akan terus mengampanyekan Langit Biru. Hal ini sebagai langkah mengantisipasi pencemaran udara yang makin parah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif