SOLOPOS.COM - Mari Elka Pangestu (JIBI/Bisnis Indonesia/Kelik Taryono)
Solopos.com, SOLO — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, di sela-sela acara penutupan Solo International Performing Arts (SIPA) 2013, Minggu (22/9/2013) malam, di Benteng Vastenburg mengatakan Solo dan tiga kota lain di Indonesia diusulkan menjadi Kota Kreatif Dunia ke UNESCO.
Ketiga kota selain Solo ialah Jogja, Pekalongan dan Bandung. Solo dan Bandung, kata Mari, dipilih sebagai Kota Kreatif berbasis desain, sedangkan Pekalongan dan Jogja sebagai Kota Kreatif berbasis kerajinan dan kesenian rakyat.
“Saat ini sedang proses pematangan proposal,” tegasnya.
Mari menguraikan Solo dipilih sebagai salah satu Kota Kreatif karena geliat kreativitas, terutama di bidang kesenian selalu berkembang. Bahkan, ia menilai Solo selalu memiliki konsep baru dalam mengemas kesenian sehingga kota ini tak pernah sepi.
Masyarakatnya juga dianggap mampu mengapresiasi kesenian yang disuguhkan oleh pemerintah kota dengan baik.
Selain sebagai wujud apresiasi, pengusulan Kota Kreatif ke UNESCO itu, menurut Mari, juga sebagai bentuk dorongan kepada sejumlah kota agar memiliki komitmen untuk mengembangkan wilayah mereka.
“Karena di sini [kota yang dipilih] pusat kerativitas, berarti nanti akan ada komitmen untuk menyediakan fasilitas dan sarana supaya itu berkembang. Harapan kami, ini bisa mendorong tumbuhnya industri kreatif,” jelasnya.
Tak sekadar mengusulkan, sejumlah kota yang dipilih sebagai Kota Kreatif juga harus memenuhi beberapa kriteria seperti memiliki galeri, museum dan gedung juang. Sebagai Kota Kreatif berbasis desain, Solo, tentunya juga harus memiliki pusat desain guna menampung para desainer.
Saat ini, para pemangku kepentingan di Solo telah bergabung dan bekerja sama dengan pemerintah terkait untuk mendukung perwujudan Solo sebagai Kota Kreatif Dunia.
