Soloraya
Sabtu, 11 Juli 2020 - 23:18 WIB

Solo Kota Pelesiran Esek-Esek (Bagian III): Tarif Layanan Seks Kelas Atas Sampai Jutaan Rupiah, Ini Lokasinya

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi. (JIBI/Semarangpos.com/Reuters)

Solopos.com, SOLO -- Terkenal di masa lalu sebagai kota pelesiran esek-esek, Solo era 1970-1980 ibarat surga bagi para lelaki hidung belang berduit. Berbagai jenis layanan seks komersial mulai dari kelas bawah hingga kelas atas, semuanya ada dengan tarif beragam.

Warga Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, yang juga eks jurnalis, KP Bambang Ary Pradotonagoro, mengungkapkan layanan seks komersial di Solo era 1970-1980 tersedia di dua jenis tempat, terbuka dan tertutup.

Advertisement

Tempat-tempat yang dikategorikan terbuka di antaranya Alun-alun Kidul (Alkid) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Manahan, dan Sriwedari.

Menguak Sisi Lain Solo di Masa Lalu Sebagai Kota Pelesiran Esek-Esek (Bagian I)

Advertisement

Menguak Sisi Lain Solo di Masa Lalu Sebagai Kota Pelesiran Esek-Esek (Bagian I)

Tiga tempat pelesiran esek-esek di Solo itu menjadi primadona pelanggan yang secara ekonomi terbilang kelas bawah atau pas-pasan. Tempat yang juga masuk kategori kelas bawah yaitu Silir di Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon. Tempat ini berada di pinggir Sungai Bengawan Solo.

Sedangkan tempat yang menyediakan layanan seks dengan pelanggan kelas menengah berada di kawasan Kestalan. Bambang Ary menyebut Silir terbilang fenomenal, hampir seperti Sunan Kuning Semarang, Sanggrahan Jogja, atau Dolly Surabaya.

Advertisement

Solo Kota Pelesiran Esek-Esek (Bagian II): Kisah Bakul Dawet Ayu Plus-Plus Yang Melegenda

Sedangkan lokasi pelesiran esek-esek di Solo dengan pelanggan kelas atas, menurut Bambang, ada di pinggir Jl Slamet Riyadi dan wilayah Mangkubumen. Tarif perempuan pelayan seks komersial kelas atas terbilang mahal, mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta sekali booking.

“Itu kalau saya bilang kelas super high. Tarif segitu pada 1970-an hingga 1980-an sudah sangat tinggi. Jadi Solo dulu lengkap untuk wisata pelesiran malam. Untuk layanan short time Rp1 juta dan Rp2 juta untuk layanan long time,” kata dia.

Advertisement

Sejarawan Solo yang juga dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, mengatakan modus layanan seks komersial selalu berubah-ubah menyesuaikan era atau zaman.

Ini Daftar Warung di Solo & Sekitarnya yang Jual Sego Berkat Wonogiri, Ada Bocoran Harganya

Dulu layanan seperti itu selalu dekat dengan pusat keramaian seperti pusat perdagangan dan simpul transportasi umum. Pernah terjadi juga layanan esek-esek dikemas dalam balutan salon atau tempat pijat khusus untuk laki-laki.

Advertisement

“Tempat esek-esek biasanya di dekat pusat keramaian. Di Solo dulu ada Silir, ada juga prostitusi yang dekat stasiun. Pasti berada di titik-titik keramaian karena banyak orang hilir mudik, bagus untuk bisnis esek-esek,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif