Soloraya
Senin, 31 Desember 2012 - 00:15 WIB

SOLO MACET: Mungkinkah Penghargaan Transportasi Bisa Dipertahankan?

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - puluhan kendaraan terlihat memadati kawasan Jl Bhayangkara Solo, Sabtu (29/12/2012). Meningkatnya mobilitas warga memacu pertumbuhan kendaraan dan berimbas pada semakin padatnya Kota Solo, terutama saat akhir pekan dan masa liburan. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

puluhan kendaraan terlihat memadati kawasan Jl Bhayangkara Solo, Sabtu (29/12/2012). Meningkatnya mobilitas warga memacu pertumbuhan kendaraan dan berimbas pada semakin padatnya Kota Solo, terutama saat akhir pekan dan masa liburan. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Kepala Sub Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kemenhub, Ahmadi, yang juga ketua tim penilai Wahana Tata Nugraha (WTN), belum lama ini menyebut empat poin permasalahan krusial transportasi di Solo sudah direkomendasikannya kepada Pemkot untuk mempertahankan gelar WTN.
Advertisement

Selain problem yang dipaparkan, dia menilai secara umum transportasi Solo layak diacungi jempol. “Kerja sama Batik Solo Trans dan pengembangan terminal berjalan. Zona keselamatan juga sudah ada. Ke depan, yang diperlukan adalah komitmen pemerintah daerah dalam mengurai masalah transportasi.”

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, bertekad memperbaiki pelayanan transportasi tiap tahunnya. Ihwal catatan yang diberikan Kemenhub, pihaknya siap menindaklanjuti keseluruhannya. “Untuk integrasi moda, kami sudah melakukan kajian. Kemungkinan kami akan membangun jembatan layang,” katanya.

Lebih lanjut, Rudy mengaku optimistis Solo bisa mempertahankan WTN. Meski demikian, dia tak menjadikan penghargaan itu sebagai patokan keberhasilan. “Pelayanan riil kepada warga lebih penting.”

Advertisement

Sebelumnya dia mengatakan, problem krusial pertama transportasi Solo adalah jaringan jalan. Kedua, Ahmadi menyoroti pentingnya integrasi antarmoda di Solo. Menurutnya, ke depan Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan hingga Bandara Adi Soemarmo harus terhubung untuk memudahkan akses masyarakat.

Perlintasan sebidang menjadi poin selanjutnya yang menjadi perhatian. Ahmadi menilai sejauh ini masih banyak perlintasan sebidang di sekitar palang kereta api yang bikin macet.

Pembangunan underpass atau jalan layang, menurutnya, bisa menjadi opsi mengatasi masalah tersebut. Catatan terakhir yakni tentang penambahan pelayanan pengujian kendaraan. Menurutnya, layanan pengujian seperti emisi di Solo sudah cukup overload. Pihaknya meminta Pemkot mencari lahan baru untuk pengembangan pelayanan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif