SOLOPOS.COM - Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Caturwati (tengah) mengisi Orasi Budaya dalam prosesi penutupan acara Solo 24 Jam Menari di Teater Kapal ISI Surakarta, Kamis (30/4//2015) pukul 05.45 WIB. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Hari Tari Sedunia diperingati dengan agenda Solo 24 Jam Menari.

Solopos.com, SOLO – Empat penari berhasil menyelesaikan misi menari selama 24 jam dalam perhelatan Solo 24 Jam Menari untuk memperingati World Dance Day (WDD) atau Hari Tari Sedunia di Kota Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Keempat penari itu terdiri atas Anggono Kusumo Wibowo (Solo), Stepanus Adi Prastiwa (Sumatra Selatan), Alfiyanto (Bandung), dan Abdul Rochim (Jakarta). Mereka menari sejak Rabu (29/4/2015) pukul 06.00 WIB dan berakhir pada Kamis (30/4/2015) pukul 06.00 WIB.

Pantauan , keempat penari itu digiring menuju ke Teater Kapal Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Kamis (30/4/2015), pukul 05.30 WIB.

Di Teater Kapal, keempat penari tetap melakukan gerakan tari. Aksi mereka juga disaksikan oleh ratusan penonton yang hadir mengelilingi teater terbuka di dekat Pendapa Ageng ISI Surakarta itu.

Selain penonton, keempat penari 24 jam juga disambut oleh puluhan penari lain, akademisi dan beberapa kalangan birokrat di Teater Kapal.

Tampak hadir juga dalam acara, yaitu Rektor ISI Surakarta Sri Rochana W., dan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Endang Caturwati.

“Bahwa yang namanya tari itu ada! Bahkan seorang artropolog tari mengatakan, bergeraklah! Menari maka kita akan mengetahui dari mana dia berasal,” kata Endang Caturwati saat mengisi Orasi Budaya dalam penutupan WDD ke-9 di Solo, Kamis.

Setelah orasi budaya, dilakukan hitung mundur yang dipimpin MC dan diikuti oleh hampir semua orang di Teater Kapal. Hal itu menandai keempat penari telah berhasil menyelesaikan misi dengan menari selama 24 jam.

Tepuk tangan dan teriakan riuh penonton seketika pecah di Teater Kapal mengiringi senyun yang hadir di wajah penari 24 jam.

Tidak hanya menari selama 24 jam, keempat penari itu juga berhasil menyuguhkan masing-masing tiga sampai sembilan repertoar tari dalam WDD 2015.

“Intinya di tahun ini luar biasa. Ada hal-hal yang lebih maksimal dibanding penyelenggaraan Solo 24 Jam Menari sebelumnya. Solo menjadi kota yang baik. Orang Solo bisa menerima dan mencuri akses para seniman di Indonesia untuk bisa tampil di kota mereka. Topeng Cirebon sampai bisa disaksikan di Solo,” kata Stepanus saat dijumpai , Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya