SOLOPOS.COM - Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo bersama Muspida dan pegawai Pemkot Solo ikut menari bersama dengan ratusan penari dari sanggar tari se-Kota Solo pada rangkaian peringatan Hari Tari se-Dunia di Jalan Jendral Sudirman, Solo, Senin (29/4/2013). (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO–Perhelatan akbar Solo 24 Jam Menari yang digelar untuk memperingati Hari Tari Sedunia bakal kembali hadir Selasa-Rabu (29-30/4/2014) mendatang. Gelaran yang telah menapaki usia delapan tahun ini mengusung tema Dancing Out Loud, Suara Tubuh Membuka Hati.

Beragam konsep telah dikembangkan penyelenggara kegiatan dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo untuk membuat perhelatan tahunan ini makin bernilai. Elaborasi tema acara kali ini diwujudkan dalam salah satu kegiatan bertajuk Gelar Maestro Tari yang digelar di Gedung Teater Besar ISI Solo, mulai pukul 14.00 WIB-17.00 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Maestro tari yang terdiri dari Andi Ummu Tunru (Makassar), Agus Tasman Rono Atmojo (Solo), Tarwo (Mangkunegaran, Solo), Handoyo (Malang), Dedy Luthan (Jakarta), Nanu Munajar (Bandung), dan Nurhayati (Sumbawa Barat), akan membagikan spirit keempuan kepada penari generasi muda untuk melestarikan tarian berbasis tradisional.

“Senior tari tradisional bisa diteladani generasi muda. Mereka masih bertahan menjadi penari meskipun sudah tidak mbeksan (menari). Semangat mereka melestarikan tari tradisional itu yang bisa menjadi bekal regenerasi tari dari akar tradisi,” terang Dwi Wahyudiarto, Ketua Umum Penyelenggara Solo 24 Jam Menari, saat berbincang dengan Espos, Rabu (26/3).

Selain menyuguhkan sarasehan regenerasi tari tradisi, Dwi Wahyu mengutarakan gelaran ini bakal disemarakkan dengan penampilan enam empu tari dari dalam dan luar negeri, antara lain Daryono (ISI Solo), Iwan Dadijono (ISI Jogja), Sekar Alit (Pasca-sarjana ISI Solo), Riyanto (Alumnus ISI Solo yang sekarang bermukim di Jepang), Lyn Hanis (Singapura), dan Noorhaizah Adam (Singapura).

“Penari yang akan tampil selama 24 jam ini sudah memiliki karya yang berkualitas. Mereka juga sudah diakui kepakarannya. Lewat karya yang ditampilkan nanti diharapkan bisa menginspirasi penari lain. Selain itu, kami juga menggandeng penari dari Singapura untuk menjalin jaringan kerja sama,” urainya.

Berbeda dengan gelaran Hari Tari Sedunia yang sudah berjalan sejak 2007 lalu, menurut Dwi Wahyu Solo 24 Jam 2014  tak hanya menggelar kegiatan tari di Solo dan Boyolali saja. Mulai tahun ini, penyelenggaraan turut merambah ruang publik di Solo Baru.

Sejumlah tempat yang sudah disiapkan penyelenggara di Solo antara lain Kampus ISI, mal, Bandara Adi Soemarmo, SMKN 8, dan jalan protokol Slamet Riyadi-Koridor Jenderal Sudirman.

“Kali ini kami mulai merambah Sukoharjo. Ke depan kami juga ingin menjangkau daerah lain seperti Sragen dan Klaten. Semangat kami ingin menebarkan virus tari ke luar Solo,” ujarnya.

Penutup rangkaian acara Hari Tari Sedunia, Solo 24 Jam Menari 2014 akan ditampilkan orasi tari oleh Sal Murgianto di Teater Kapal ISI Solo Rabu (30/4), pukul 06.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya