Soloraya
Kamis, 3 Desember 2009 - 23:40 WIB

Solo minta dana pusat Rp 30 M untuk konservasi Kampung batik Kauman

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) meminta bantuan senilai Rp 30 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010 kepada pemerintah pusat.

Alokasi anggaran itu sesuai dengan rencana akan digunakan untuk konservasi atau revitalisasi kawasan kampung batik Kauman, Pasar Kliwon. Penjelasan tersebut disampaikan Kepala DTRK Solo, Agus Joko Witiarso, saat dihubungi Espos, Kamis (3/12).

Advertisement

“Kami sudah ajukan proposal kepada beberapa departemen pusat seperti Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Kementerian Perumahan, serta Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Proposal diajukan karena mereka mempunyai program-program untuk konservasi kawasan cagar budaya,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dana sebesar itu akan digunakan untuk penataan fisik kawasan Kauman. Diantaranya mengenai drainase, jalur bagi pejalan kaki (pedestrian), street furniture, serta rehabilitasi bangunan rumah. Penataan fisik yang akan dilakukan tetap mempertahankan bentuk (desain-red) bangunan asli.

Agus menegaskan, Pemkot Solo telah siap melaksanakan proyek konservasi kawasan Kauman. Menurut dia, master plan konservasi Kauman telah disiapkan. Satu-satunya persoalan atau kendala yakni mengenai keterbatasan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Solo.

Advertisement

Agus melanjutkan, telah direalisasi pemasangan street furniture atau asesori di lingkungan Kauman. Asesori dimaksud seperti lampu bercorak klasik atau kuno serta pembangunan gapura jalan. Infrastruktur tersebut didanai APBD Solo 2009 senilai Rp 1 miliar. Diharapkan, langkah tersebut disokong pula oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain.

Pada bagian lain, pengamat budaya dari Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS, Andrik Purwasito, menilai konservasi Kauman bakal menarik para wisatawan.

Apalagi, dia menerangkan, bila konservasi mampu mempertahankan unsur kuno atau klasik kawasan yang dikenal multikultur tersebut. Andrik berharap konservasi kampung batik digarap serius sehingga mampu menghidupkan kembali bangunan atau tempat yang memiliki perspektif historis tinggi. Dia mencontohkan, jalan di lingkungan Kauman sebaiknya menggunakan batu sungai (bukan paving-red) untuk memperkuat kesan alamiah atau kuno.

Advertisement

kur

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif