Soloraya
Minggu, 14 Februari 2010 - 21:23 WIB

Solo siapkan kampung wisata Pecinan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tengah menyiapkan Kampung Balong dan Sudiroprajan sebagai kawasan wisata Pecinan.

Sumartono Hadinoto selaku juru bicara Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) sebagai salah satu organisasi warga keturunan Tionghoa, mengungkapkan kedua kampung tersebut menjadi pusat tempat tinggal warga etnis Tionghoa dan keturunannya sejak lebih dari seratus tahun yang lalu.

Advertisement

Di tempat tersebut masih banyak dijumpai bangunan dengan arsitektur Tionghoa serta tempat ibadah berupa klenteng. Ia menyampaikan, kebanyakan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah tersebut memiliki mata pencaharian sebagai pedagang, sehingga dinilai wajar ketika kawasan itu menjadi salah satu pusat perekonomian di Surakarta.

“Wisata Pecinan akan menggambarkan semangat pembauran atau perpaduan warga pribumi dengan keturunan Tionghoa yang telah terjalin selama bertahun-tahun,” kata Sumartono, saat ditemui wartawan di Hotel Lorin Solo, Sabtu (13/2).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Purnomo Subagyo menyampaikan rencana tersebut merupakan salah satu program pembenahan kawasan wisata yang ada di Kota Solo. Untuk kewenangan penataan ada pada Dinas Tata Ruang.

Advertisement

Tetapi, Disparbud sendiri menyiapkan konsep wisata yang akan ditawarkan. Selain Pecinan, lanjutnya, Pemkot Solo juga akan melakukan penataan lingkungan di Kampung Kauman dan Baluwarti.

“Akan di tata dengan ciri khas masing-masing.”

Seperti diketahui, di kawasan tersebut masih banyak dijumpai bangunan heritage, lengkap dengan budaya yang memiliki ciri khas. Dengan penataan berlatar belakang pariwisata, diharapkan bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Advertisement

“Akan tetapi, itu semua tergantung pada kejelian pelaku usaha pariwisata serta melakukan sejumlah action untuk mendatangkan wisatawan,” tutur Purnomo.

Ditambahkan Sumartono, meskipun kawasan tersebut merupakan kawasan Pecinan, akulturasi warga pribumi dengan warga keturunan Tionghoa terjadi secara alami.

haw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif