SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Kondisi Kota Solo dalam lima tahun mendatang berpotensi macet seperti Jakarta dan Surabaya. Hal ini dipengaruhi laju kendaraan yang melintasi Solo yang kian meningkat setiap tahun.

“Jika, tak ada pembatasan kepemilikan kendaraan, Solo terancam seperti Jakarta dan Surabaya lima tahun mendatang. Saat ini, jumlah kendaraan yang masuk ke Solo—baik dari dalam maupun luar Kota Solo—telah mencapai 1 juta lebih tiap harinya. Dua kali lebih banyak daripada jumlah warga Solo,” kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Solo, Sri Baskoro kepada Espos, akhir pekan lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kerugian penggunaan bahan bakar minyak (BBM) akibat merayapnya arus lalu lintas di Kota Solo saat ini ditaksir mencapai Rp240 miliar/tahun. Sejumlah kalangan memperkirakan Kota Bengawan ini bakal lumpuh dalam lima hingga tujuh tahun ke depan akibat terus membanjirnya jumlah kendaraan pribadi.

Kantor Samsat Solo melansir bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Solo tiap tahunnya ialah 7,5%. Namun dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan kendaraan bermotor cukup mengejutkan, mencapai 20%.

Fakta ini juga terjadi pada pertumbuhan mobil pribadi. Pada dua tahun terakhir, jumlah mobil pribadi mencapai 36.903 unit dan 43.158 unit alias naik 17%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan tranportasi massal yang stagnan dan bahkan cenderung menurun.

Berdasarkan kecenderungan grafik di atas, jumlah kendaraan di Kota Solo dalam lima tahun ke depan ditaksir menembus 665.990 unit—termasuk kendaraan angkutan barang dan penumpang umum.

Ditambah dengan kendaraan dari berbagai daerah yang jumlahnya empat kali lebih banyak dari kendaraan pelat nomor Solo, jumlah kendaraan yang bakal menyesaki jalan raya di kota ini mencapai 2,6 juta unit/hari. Padahal, total panjang jalan nasional dan provinsi di Kota Solo hanya 29,48 km. “Jika, tak ada pembatasan kepemilikan kendaraan, Solo terancam seperti Jakarta dan Surabaya lima tahun mendatang,” kata Sri Baskoro.

Tengok saja pagi hari, menjelang jam sekolah atau jam kerja berdentang, ribuan kendaraan dari berbagai daerah berduyun-duyun memasuki gerbang Kota Solo tanpa jeda. Mulai dari Palur, Colomadu, Gemblegan, Jembatan Semanggi, Makamhaji, Palang Joglo, Mojosongo serta di berbagai persimpangan jalan lainnya, roda-roda kendaraan hanya bisa merayap pelan. Jalan raya kota tua ini pun nyaris tak menyisakan ruang kosong.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya