Soloraya
Selasa, 10 Januari 2012 - 16:03 WIB

Solo Waspada Flu Burung

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyatakan waspada penyakit flu burung atau avian influenza (AI) menyusul mulai merebaknya penyakit mematikan tersebut di sejumlah daerah.
Advertisement

Penegasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo, Weni Ekayanti saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (10/1/2012). Menurut dia pada awal musim baru atau masa pergantian musim seperti sekarang, rawan serangan berbagai penyakit menular. Di antaranya penyakit flu burung. “Masyarakat kami minta waspada. Jaga sanitasi lingkungan, cuci tangan menggunakan sabun bila bersinggungan langsung dengan unggas,” tegasnya.

Namun Weni menyatakan pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang lain siap menghadapi ancaman flu burung. Alasannya Dispertan bersama jajaran lain Pemkot sudah memahami pola ancaman dan serangan penyakit AI. Begitu juga masyarakat diklaim sudah tahu harus berbuat apa untuk mengantisipasi flu burung. “Sejauh ini belum ditemukan kasus atau laporan warga penyakit ini. Untuk penyemprotan disinfektan juga baru agenda reguler di pasar unggas Semanggi,” imbuhnya.

Weni melanjutkan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pengelola Pasar (DPP) untuk penempatan satu personel di pasar-pasar sentra unggas. Pasalnya pasar unggas dimana sentra pertemuan unggas dari dalam dan luar kota, tergolong zona rentan penyebaran penyakit flu burung. Namun untuk penyemprotan disinfektan Pasar Burung Depok, menurut dia, diserahkan sepenuhnya kepada pedagang. “Kami sudah koordinasi. Burung lebih mudah stres, penyemprotan kami serahkan pedagang. Kami sebatas pengawasan,” tandasnya.

Advertisement

Selama musim penghujan, Weni menerangkan, pihaknya aktif memantau ancaman penyakit menular berbahaya. Teknisnya melalui petugas participatory disease response (PDS). Fokus pengawasan di kawasan-kawasan rawan persebaran bibit penyakit. Namun partisipasi aktif masyarakat tetap diharapkan. Untuk memudahkan pengawasan, pemilik unggas diimbau mengkandangkan unggas masing-masing. “Tapi kandangisasi memang cukup sulit karena unggas perkotaan,” pungkas Weni. Persediaan cairan disinfektan Dispertan saat ini sekitar 100 liter.

JIBI/SOLOPOS/Kurniawan

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif