Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Widdi Srihanto, Solo Wayang Carnaval merupakan agenda rutin untuk memperingati hari jadi Kota Solo. Ada 62 sanggar seni yang sudah memastikan keikutsertaannya dalam acara itu.
Selain itu, para petinggi seperti Walikota Solo, Joko Widodo, Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPRD, YF Sukasno, dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga dijadwalkan ikut dengan karakter tokoh wayang yang sudah ditentukan. “Untuk Walikota dan Wawali karakter tokohnya masih dirahasiakan. Ketua DPRD, Pak Kasno jadi Anoman, Sekda jadi Baladewa, Pak Rakhmat Sutomo (Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga-red jadi Semar, saya sendiri jadi Petruk, dan masih banyak lagi,” ungkap Widdi, dalam konferensi pers di Kantor Disbudpar, Selasa (14/2/2012).
Selain itu, rencananya ditampilkan pula wayang jenis lain seperti wayang golek, potehi atau wayang China, wayang gedog/panji, wayang kancil, wayang suluh/nabi, wayang wahyu dan lain-lain. “Workshop telah diadakan sebanyak empat kali yang meliputi penjelasan dan peragaan berbagai bentuk kostum dan rias wayang,” ujar Ketua Pelaksana Karnaval, Bambang Suhendro, yang juga hadir dalam konferensi pers.
Untuk mengantisipasi kekacauan akibat penonton yang terlalu merangsek ke tengah jalan, Ketua Panitia HUT ke-267 Kota Solo, Joko Pangarso mengatakan panitia akan melibatkan komunitas mobil dan sepeda motor untuk diparkir berjajar di sepanjang rute kirab. Mobil-mobil itu sekaligus dimanfaatkan fasilitas audionya untuk menyiarkan jalannya kirab sehingga bisa diikuti penonton dari rute start hingga finis.
“Dalam penyelenggaraan kirab selama ini salah satu yang gagal diantisipasi panitia adalah manajemen penonton. Dengan adanya mobil dan sepeda motor itu diharapkan penonton bisa lebih tertib menyaksikan dari jalur lambat atau citywalk dan tidak merangsek ke jalan,” papar Joko.
Berbeda dengan karnaval-karnaval sebelumnya di mana biasanya hanya ada satu panggung untuk tamu kehormatan, dalam karnaval wayang nanti panitia menyediakan satu panggung utama di Plasa Sriwedari dan enam titik panggung masing-masing di depan Solo Grand Mal, depan Gedung Bekas Kodim, Wuryoningratan, depan Hotel Cakra, Perempatan Pasar Pon dan Bundaran Gladak.
“Seperti diketahui wayang merupakan warisan budaya bangsa yang sudah diakui dunia. Karena itu dengan karnaval ini diharapkan bisa mendukung upaya pelestariannya,” imbuh Widdi.
JIBI/SOLOPOS/Suharsih