SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (24/3/2022).

Solopos.com, KARANGANYAR — Konsumen sudah berubah. Merekalah yang menjadi penopang bisnis para pelaku usaha masa kini. Mengabaikan konsumen berarti membiarkan sebuah brand jatuh dan tenggelam dengan sendirinya. Itulah secuil pesan dari pemaparan panjang guru besar bisnis Profesor Rhenald Kasali dalam sharing session pada puncak Solo Best Brand and Innovation-Indonesia Most Accelerate Brand (SBBI-IMAB) Awards 2022 di Lorin Solo Hotel, Colomadu, Karanganyar, Rabu (23/3/2022).

Founder Rumah Perubahan itu memaparkan mater bertajuk Strategies to Accelerate Your Brand’s Growth selama 30 menit. Rheynald memaparkan sejumlah pesan yang mengkritik sejumlah prinsip yang kerap ditunjukkan para motivator bisnis, termasuk perilaku crazy rich yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baca juga: SBBI 2022: Pelajari Karakter Masyarakat untuk Layanan Lebih Prima

Pemaparan Rheynald bermuara pada upaya yang dapat dilakukan para pemegang merek terbaik di Soloraya agar dapat terus berakselerasi di tengah perubahan. Menurut Rhenald, paling tidak ada tujuh hal yang harus dilakukan pengelola brand untuk memperkuat posisinya.

“Pertama, harus obsessed terhadap konsumen. Konsumen sudah berubah seiring dengan perubahan zaman dan perubahan lingkungan. Merek harus tahu apa yang dipikirkan konsumen. Kedua, merek harus mencari solusi yang berbeda,” ujar Rhenald.  

Dia juga berkisah tentang pengalamannya menjadi Komisaris PT Telkom yang menurutnya selalu memikirkan masa depan. Layanan Internet Indihome yang, telah ditingkatkan sebelum pandemi Covid-19 adalah contohnya. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (24/3/2022).

Krisis Belum Usai

SOLO — Kebijakan baru tentang minyak goreng yang mewajibkan produsen memproduksi minyak curah belum efektif menyelesaikan masalah. Di pasar, stok minyak goreng curah di pasar tradisional masih seret. Di Boyolali, minyak goreng curah di Pasar Boyolali Kota sulit ditemukan pada Rabu (23/3/2022).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos, rata-rata para pedagang mengaku telah kehabisan stok minyak curah pada Selasa (22/3/2022) lalu dan belum mendapatkan pasokan baru. Ari Sumartini, 44, pedagang minyak goreng curah, mengaku harus antre untuk membeli minyak goreng curah di Pasar Legi Solo.

“Antrean buka pukul 14.00 WIB, jadi sebelum itu saya sudah antre jeriken. (Jika) saya telat satu jam, minyak goreng curah sudah habis,” ungkapnya kepada Solopos, Rabu. Ari mengaku menjual harga minyak goreng curah dengan harga Rp20.000 per kg. la mengaku telah mengetahui tentang harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp15.500 per kg yang ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Minyak Goreng Curah Sulit Diperoleh, Pelaku UKM Klaten Bergejolak

Tetapi dia mengaku tidak bisa menjual sesuai HET. Masa mau dijual Rp15.500 per kg, padahal harga kulakan sudah lebih dari itu. Saya juga harus antre, kemudian harus ke Solo. Rugi dong nanti,” ungkap dia. Ari mengaku stok minyak goreng curah di tempatnya juga mulai menipis karena banyaknya peminat minyak goreng curah di lapaknya.

“Ini tinggal satu bungkus, kondisinya memang habis. Kemarin saya baru kulakan, langsung habis. Sudah pada dipesan pas saya di rumah, saya ke pasar paling hanya membawa 5 kg-6 kg minyak goreng curah. Pada cari (minyak goreng curah], soalnya lebih murah,” jelas dia.

Sementara itu, Tim Satgas Pangan Kota Solo menemukan habisnya stok minyak goreng curah yang dimiliki sebagian distributor di kawasan Pasar Legi, Rabu. Temuan itu muncul dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dipimpin Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak, bersama perwakilan Dinas Perdagangan Solo dan Kantor Bulog Solo. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Kamis (24/3/2022).

HIV/AIDS di Jebres Melonjak

SOLO — Kasus baru HIV/AIDS di Kecematan Jebres melonjak, dari dua kasus pada 2020 menjadi 23 kasus pada 2021. Sementara itu, hibah anggaran penanganan kasus HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo turun drastis dari Rp500 juta menjadi Rp200 juta tahun ini.

Berdasarkan penelusuran Solopos, Rabu (23/3/2022), melonjaknya kasus baru HIV/AIDS di Jebres itu tertulis dalam Kota Surakarta Dalam Angka 2022 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) Solo. Sementara, penurunan kasus baru secara signifikan terlihat di Kecamatan Banjarsari.

BPS, mengutip sumber data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, menulis kasus baru HIV/AIDS sebanyak 71 kasus pada 2020 di Banjarsari. Kasus baru pada 2021 di kecamatan tersebut sebanyak 27 kasus. Sementara angka kasus baru untuk Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon tak berubah, masing-masing lima kasus dan 10 kasus.

Sementara itu, DKK Solo menyebut kasus HIV dalam rencana strategis (Renstra) 2021-2026. Dalam renstra tersebut, DKK Solo menuliskan pelayanan deteksi dini HIV di Kota Solo ditetapkan sebesar 93,94 persen. Baru 64,04 persen penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral. Penanggulangan AIDS menjadi salah satu pembahasan dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kota Solo di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (19/3/2022). Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Kamis (24/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya