SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Rabu (15/6/2022).

Solopos.com, SOLO — Manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) di simpanq Joglo belum berjalan sesuai rencana. Sebagian pengemudi kendaraan berat maupun warga masih enggan beralih dari simpang tujuh itu meski sedang menyempit.

Banyaknya pengemudi truk atau kendaraan besar/berat yang tetap melintasi simpang Joglo tidak lepas dari posisi titik tersebut sebagai jalur utama. Meskipun sudah diarahkan melewati tol sesuai rencana MRLL selama proyek pembangunan rel layang (elevated rail) Joglo, truk tetap nekat masuk ke simpang Joglo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebagian warga Kota Solo mengeluhkan situasi itu. Mereka menilai pemerintah perlu mewajibkan kendaraan berat beralih ke jalan tol agar tidak menimbulkan kemacetan di simpang Joglo yang sudah menyempit.

“Yth. Dinas Perhubungan mohon untuk membuat kebijakan yang mewajibkan semua angkutan barang, truk, logistik yang bermuatan berat atau bukan mengangkut barang ke dalam kota untuk dialihkan ke tol untuk mengurangi kemacetan lalu lintas sekitar palang, Joglo.”

”Sebaiknya kebijakan yang bersifat wajib (bukan sekadar imbauan) mengingat kami warga Surakarta merasa terganggu dengan masih lalu lalangnya truk berat di sekitar palang Joglo. Terima kasih atas perhatiannya,” kata Baskoro Aji, warga yang melaporkan situasi itu melalui aplikasi Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS), Jumat (10/6/2022) lalu.

Baca juga: Sopir Truk Ungkap Alasan Nekat Lewat Simpang Joglo Solo Meski Macet

Dinas Perhubungan (Dishub) Solo mengatakan langkah mewajibkan pengendara untuk beralih ke jalur tol tidak bisa dilakukan oleh Dishub. Ini karena pintu-pintu tol, yaitu Gondangrejo, Colomadu, dan Ngemplak yang menjadi lalu lintas utama keluar-masuk tol tidak berada di wilayah Solo. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (15/6/2022).

Jateng Terima 2 Penghargaan BPKP

SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menerima dua penghargaan dari Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP). Kedua penghargaan tersebut diberikan atas pencapaian Pemprov Jateng yang mencapai level III untuk Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Manajemen Risiko Indeks.

”Kami memberikan penghargaan kepada Pemprov Jateng karena sudah mencapai level tiga untuk pengimplementasian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Manajemen Risiko Indeks. Jadi ada dua penghargaan yang kita sampaikan kepada Pemprov Jateng,” kata Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Tri Handoyo, seusai penyerahan penghargaan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: Pemprov Jateng Terima 2 Penghargaan BPKP, Ganjar: Dorongan Naik Level

Tri menjelaskan sistem pengendalian intern pemerintah memberikan jaminan kepada pemerintah provinsi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Selain itu, sistem tersebut juga mendorong pemerintah taat pada ketentuan ketentuan dan persetujuan yang aman.

“Sistem inilah yang bisa memberikan jaminan kepada pemerintah provinsi bahwa teman-teman di Pemprov Jateng ini bisa mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, taat kepada ketentuan-ketentuan,accept-nya juga aman,” katanya.

Sedangkan untuk penghargaan manajemen risiko indeks dinilai membuktikan Pemprov lateng sudah melakukan pengelolaan risiko dengan baik. Menurut Tri, risiko tersebut cukup banyak sehingga harus dikelola dengan baik. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (15/6/2022).

Belum Ada Rencana SMAN Baru di Laweyan

SOLO — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) belum punya rencana membangun sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Laweyan, Solo. Nasib kecamatan itu sama dengan Pasar Kliwon yang belum punya SMAN.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, Suratno, mengatakan belum ada rencana penambahan MAN ataupun penambahan kampus SMAN di Kecamatan Laweyan. “Belum (ada rencana). Sementara, menyelesaikan di Pasar Kliwon dulu,” kata dia, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: Sabar! Disdik Jateng Belum Berencana Bangun SMA Negeri di Laweyan Solo

Pemprov Jateng sempat merencanakan pembangunan SMAN di Kecamatan Pasar Kliwon. Namun, menurut Camat Pasar Kliwon, Ahmad Khoironi, rencana tersebut kini sudah tak terdengar lagi. Rencana pembangunan kampus II SMAN 2 Solo di Pasar Kliwon mandek karena kebutuhan dan ketersediaan lahan tak sesuai.

Suratno saat dihubungi Solopos belum memberikan konfirmasi sejauh mana progres perencanaan tersebut. Camat Laweyan, Endang Sabar Widiasih, mengatakan seandainya ada rencana penambahan atau pembangunan SMAN di Kecamatan Laweyan, minimnya lahan kosong bakal menjadi kendala pertama.

Endang membandingkan lahan di Kecamatan Laweyan berbeda dengan di Kecamatan Pasar Kliwon. Lahan yang diusulkan untuk pembangunan SMAN atau SMKN di Pasar Kliwon merupakan HP001, Kelurahan Mojo, Saat ini, lahan tersebut dalam proses penataan. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Rabu (15/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya