Soloraya
Kamis, 2 Maret 2023 - 11:17 WIB

Solopos Hari Ini: Perjuangan Tekan Angka Kemiskinan

Kurniawan  /  Wahyu Prakoso  /  Ayu Prawitasari  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Kamis (2/3/2023).

Solopos.com, SOLO — Menekan atau mengurangi angka kemiskinan menjadi tantangan semua pemerintah daerah, termasuk di kawasan Soloraya. Aneka upaya dan strategi ditempuh dalam upaya mengurangi angka kemiskinan, yang kebanyakan melonjak selama masa berat pandemi Covid-19 pada 2020-2022. Kota Solo cukup berhasil menekan jumlah kemiskinan itu, yang berkurang sebanyak 2.850 jiwa.

Merujuk data Surakarta Dalam Angka 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (28/2/2023), tercatat angka kemiskinan Solo pada 2021 sebanyak 48.790 jiwa. Angka itu berarti 9,40% dari penduduk Solo.

Advertisement

Bila dibandingkan dengan 2020, angka kemiskinan Solo 2021 mengalani peningkatan. Sebab jumlah penduduk miskin Solo pada 2020 tercatat 47.030 jiwa atau atau 9,03% dari jumlah penduduk Solo. Meningkatnya angka penduduk miskin tahun 2021 atau tahun pertama Wali Kota Gibran Rakabuming Raka memimpin Solo dikarenakan pukulan pandemi Covid-19. Kondisi bencana nonalam itu sangat memukul semua sektor kehidupan.

Bila dibandingkan kondisi penduduk miskin Solo sejak 2012, jumlah penduduk miskin 2022 sudah mendekati titik terendah. Pada tahun 2019, jumlah penduduk miskin Solo pernah di angka 45.180 jiwa atau 8,70% dari penduduk. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/3/2023). 

Advertisement

Bila dibandingkan kondisi penduduk miskin Solo sejak 2012, jumlah penduduk miskin 2022 sudah mendekati titik terendah. Pada tahun 2019, jumlah penduduk miskin Solo pernah di angka 45.180 jiwa atau 8,70% dari penduduk. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/3/2023). 

MN X: Pemuda Berperan Penting jadi Pilar Kebudayaan

SOLO — Identitas dari kebudayaan harus selalu digali sebagai upaya penguatan. Sementara itu tantangan bagi para penguasa keraton atau pura serta negara adalah menjadikan kebudayaan bergerak selaras dengan perkembangan zaman.

Advertisement

“Namun dengan tekad kuat dan usaha keras serta cinta yang tulus bersama-sama kita menjaga kebudayaan sesuai dengan falsafah Tri Dharma Mangkunegaran. Keberlanjutan adalah motivasi bagi kita semua untuk mengembangkan Praja Mangkunegaran sebagai suatu induk kebudayaan yang terus berkembang dalam membentuk budaya bangsa khususnya budaya Jawa,” kata dia.

Menurut dia, peringatan naik takhta ini merupakan upaya Pura Mangkunegaran menjadikan nilai-nilai budaya untuk menjawab permasalahan yang dihadapi setiap hari. Dia mengatakan sentana dalem atau kerabat pura merupakan ujung tombak dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan dengan dilandaskan rasa peduli dan kasih sayang. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Rabu (1/3/2023). 

Ekspektasi Publik Sering Tak Terpenuhi

Advertisement

JAKARTA — Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Menkimpraswil) Soenarno menyatakan ada tiga masalah pokok yang dihadapi kontraktor di Indonesia. Pertama masalah produktivitas, kedua finansial, dan ketiga teknologi. Ketiga masalah ini menjadikan publik sering kali tidak puas dengan hasil pekerjaan para kontraktor.

“Dari ketiga masalah tersebut kita perlu instrospeksi ke dalam, itu terutama bagi para pelaku bidang dunia usaha jasa konstruksi itu sendiri,” kata Menkimpraswil di depan peserta Lokakarya mengenai Konstruksi Indonesia 2003 yang dipandu Kepala Bapekin Wibisono Setio Wibowo di Jakarta, belum lama ini seperti dipublikasikan di pu.go.id yang diakses Selasa (21/2/2023).

“Masyarakat yang ahli dalam bidang konstruksi selalu menyoroti kualitas produk jasa konstruksi yang dihasilkan para kontraktor kita belum memuaskan. Kita semua dihadapkan dalam kesulitan untuk menjawabnya,” tambah Soenarno. Selengkapnya di halaman Ekonomi-Bisnis Harian Solopos edisi Rabu (1/3/2023). 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif