Soloraya
Senin, 3 Maret 2014 - 00:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Solopos Ulas Tuntas Kisruh YPAC-PPRBM

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perkantoran PPRBM di Jl. Adisupto Km. 7, Colomadu, Karanganyar. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pertentangan antara YPAC Nasional dan Pusat Pengembangan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Prof. dr. Soeharso terus bergulir. Harian Umum Solopos mengulas tuntas kisruh yang dipicu pertentangan yang berlatar belakang kebijakan YPAC yang menurut pengelola PPRBM berefek membonsai lembaga pembela kaum difabel itu.

Pertentangan YPAC Nasional yang secara hierarki organisasi selaku ”induk” dengan PPRBM selaku ”anak” itu berujung penguasaan kantor PPRBM di Jl. Adisucipto, Colomadu, Karanganyar, Rabu-Kamis (26-27/2). Pada Rabu, setelah pengurus YPAC Nasional menguasai kantor PPRBM, sebuah surat elektronik (email) diterima Dwi Anwarsono pada pukul 22.28 WIB.

Advertisement

Pengirim email itu Sunarman Soekamto, Koordinator Program di PPRBM Prof. dr. Soeharso. Dwi adalah salah satu anggota staf di PPRBM. Sunarman menulis email itu dari Vienna, Austria. Dia memang sedang mengikuti sebuah acara di Vienna, acara yang berkaitan dengan isu disabilitas.

Di akhir surat itu, Sunarman menuliskan kalimat, ”Sepulang dari Vienna, saya akan lebih semangat untuk PERANG…!!!”

Sungguh bisa dimengerti jika semangat Sunarman begitu bergelora. Simak saja laporan Harian Umum Solopos tentang pertentangan di antara YPAC dan PPRBM, pada edisi Kamis (27/2/2014), yang telah meningkat ke tindakan buka paksa kantor PPRBM oleh pengurus YPAC, Rabu (26/2/2014).

Advertisement

Kendati PPRBM sebenarnya adalah bagian dari YPAC Nasional, PPRBM belakangan mandiri dalam program karena mampu menjalin kerja sama dengan banyak lembaga donor. YPAC Nasional bermaksud mengubah program PPRBM menjadi lebih sesuai dengan visi YPAC Nasional, namun ditolak oleh semua pelaksana program PPRBM.

Pantauan Solopos, proses menguasai kantor PPRBM sempat berjalan alot lantaran aparat kepolisian dan TNI yang dihadirkan YPAC menolak cara-cara pembukaan kantor PPRBM secara paksa. Alasannya, pihak pengurus PPRBM saat itu sama sekali tak di kantor lantaran tengah menggelar acara pertemuan dengan kaum difabel se-Soloraya.

Direktur PPRBM, Sunarman juga tengah melakukan lawatan ke Dubai demi urusan difabel. Namun,setelah para aparat meninggalkan lokasi, pengurus YPAC Nasional diam-diam meminta tukang kunci untuk membuka paksa pintu kantor. Setelah berhasil membuka, semua gembok diganti dengan gembok baru yang kuncinya mereka kantongi. “Katanya besok [hari ini], pengurus YPAC akan membuka ruangan secara bersama-sama,” ujar petugas yang tak mau disebutkan namanya.

Advertisement

Dari pantauan Solopos, sempat telihat pula para tukang kunci membawa peralatan tukang, seperti palu, gergaji, obeng serta tangga. Atas kejadian tersebut, Pengurus PPRBM sore harinya langsung melaporkan kejadian itu ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perusakan. Selain itu, mereka menilai cara-cara pengurus YPAC dalam mengusir pengurus PPRBM sangat arogan dan tak etis lantaran ketika kantor dalam kondisi sepi.

“Ini adalah cara-cara licik,” tukas Dwi Anwar Sono, pengurus PPRBM sesaat sebelum meluncur ke Mapolres Karanganyar guna melaporkan tindakan perusakan pintu kantor PPRBM oleh pengurus YPAC. Para pengurus PPRBM mengaku sangat kaget begitu mengetahui bahwa pintu kantor mereka tak lagi bisa dibuka.

Sementara itu, Sekretaris Umum YPAC Nasional, Ratna Djuita menjelaskan bahwa membantah telah melakukan ekseksi paksa. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan cara-cara pendekatan kepada Sunarman dan kawan kawan agar meninggalkan PPRBM secara terhormat. Sebab, Sunarman dkk. dianggap telah melakukan berbagai program yang tak sejalan dengan visi misi YPAC Nasional. “Kami sudah meminta baik-baik kepada Sunarman agar mengundurkan diri secara baik-baik, tapi sampai sekarang masih bertahan di PPRBM,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif