SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (1/4/2022).

SOLO — Kota Solo masuk dalam 10 besar kota paling toleran berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2021 yang dirilis oleh Setara Institute. Di antara daftar 94 kota, peringkat Kota Solo melonjak dari peringkat ke-37 menjadi ke-9 hanya dalam satu tahun. Dalam IKT 2021, Solo mendapatkan skor 5,783 dan menempati peringkat ke 9.

Berdasarkan indeks tersebut, angka 1 menandakan sangat tidak toleran, angka 2 tidak toleran, angka 3 cukup tidak toleran, angka 4 netral, angka 5 cukup toleran, angka 6 toleran, dan angka 7 sangat toleran. Dengan skor tersebut, Solo dinilai mendekati level toleran.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Secara nasional, rata-fata dari 94 kota mendapatkan skor 4 sampal 5. “Ini menunjukkan bahwa secara nasional kondisi toleransi di Indonesia masih belum ideal. Posisinya masih berada di tengah, antara netral dengan cukup toleran,” kata Setara Institute dalam publikasi yang dirilis pada Rabu (30/3/2022).

Baca juga: Solo Masuk 10 Besar Kota Paling Toleran Versi Setara Institute

Peneliti dalam studi ini menetapkan empat variabel dengan delapan indikator sebagai alat ukur. Pertama, regulasi pemerintah kota yang terdiri atas dua indikator, yaitu rencana pembangunan dalam bentuk rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan produk hukum pendukung lainnya; serta kebijakan diskriminatif.

Kedua, tindakan pemerintah varieabel ini terdiri atas dua indikator, yaitu pernyataan pejabat kunci daerah tentang peristiwa intoleransi; dan tindakan nyata terkait peristiwa intoleransi.

Ketiga, regulasi sosial. Variabel ini terdiri atas indikator peristiwa intoleransi dan indikator dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi. Keempat, demografi agama. Variabel ini terdiri atas indikator heterogenitas keagamaan penduduk dan indikator inklusi sosial keagamaan. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (1/4/2022).

Cegah Migrasi Orang Kaya ke Pertalite

JAKARTA — Rencana pemerintah menaikkan harga Pertamax dan memberikan subsidi pada Pertalite memicu kekhawatiran baru. Ini karena Pertalite berpotensi akan senasib dengan Premium, bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang pelan-pelan menghilang dan pasar.

Pemerintah belum secara resmi mengumumkan kebijakan ini. Namun, jika ini benar-benar diterapkan, ada selisih harga yang sangat besar antara Pertamax yang diprediksi mencapai Rp16.000 per liter dengan Pertalite yang kini dijual seharga Rp7.650 per liter.

Baca juga: Bukan Rp16.000, Harga Pertamax Naik Menjadi Rp12.500 Per Liter

“Ada yang perlu diantisipasi terkait kenaikan Pertamax: soal price gap. Dengan Pertamax naik ke Rp16.000 per liter; Pertalite tetap di Rp7.650 per liter, maka bisa terjadi migrasi dan Pertamax ke Pertalite. Bisa terjadi over quota dan beban APBN naik tajam. Lebih baik targeted subsidi daripada barang,” kicau ekonom yang juga mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri melalui akun Twitter @ChatibBasti, Kamis (31/3/2022).

Chatib bukan satu-satunya orang yang mengingatkan hal ini, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga menilai kenaikan harga Pertamax menimbulkan polemik karena kecenderungan pemerintah yang memberikan subsidi terhadap barang. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (1/4/2022).

Penduduk Miskin Solo Bertambah

SOLO — Angka kemiskinan di Kota Solo saat ini sebesar 9,4% atau meningkat 0,37% dibandingkan dengan 2021 lalu. Jumlah penduduk miskin di Kota Bengawan mencapai 48.790 jiwa. Pandemi Covid-19 menyumbang peningkatan angka kemiskinan di Kota Bengawan.

Meski demikian, Pemkot Solo mencatat kinerja baik untuk pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 5,75% setelah sempat terkontraksi minus 1,74% pada 2020. Indikator ekonomi ini disampaikan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Parpurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Tahun Anggaran 2021 di Gedung Paripurna DPRD Solo pada Kamis (31/3/2022).

Baca juga: Angka Kemiskinan Naik, 48.790 Warga Solo Miskin

Dalam LKPJ, Wali Kota menyebut angka harapan hidup (AHH) 2021 meningkat sebesar 0,1% atau menjadi 77,32% dibandingkan dengan capaian 2020 lalu yang sebesar 77,22%. Lalu tingkat inflasi Kota Solo pada 2021 sebesar 2,58%, mengalami peningkatan sebesar 1,20%, dibandingkan dengan realisasi 2020 sebesar 1,38%.

Realisasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 82,62 atau terjadi peningkatan sebesar 0,41% dibandingkan dengan realisasi 2020 sebesar 82,21. Sementara itu, tren peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG) sejalan dengan peningkatan IPM. IPG 2021 sebesar 96,89, meningkat sebesar 0,05% dibanding pada 2020 sebesar 96,84. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengakui angka kemiskinan daerah menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemkot untuk menurunkannya.

Persoalan ini menjadi tantangan yang bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemkot, melainkan juga dukungan dari legislatif dan pemangku kepentingan dalam prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Selengkapnya di halaman Soloraya Harian Solopos edisi Jumat (1/4/2022)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya