Soloraya
Senin, 13 Maret 2023 - 11:19 WIB

Solopos Hari Ini: Waspada Bahaya di Sisi Barat

Nimatul Faizah  /  Muhammad Diky Praditia  /  Wahyu Prakoso  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Senin (13/3/2023).

Solopos.com, JOGJA — Di tengah kondisi erupsi Gunung Merapi saat ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam konferensi pers secara virtual di Jogja, Minggu (12/3/2023), mengatakan potensi bahaya tersebut bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan. Selain itu ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut terjadi pergerakan. Menurut dia, ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.

Advertisement

Sebelumnya, deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu yakni di tengah kawah dan sisi barat daya. “Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan,” ujar dia. Agus menjelaskan laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun. Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

Dalam erupsi yang dimulai pada Sabtu (11/3/2023) siang yang berlanjut hingga Minggu Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (13/3/2023).

Advertisement

Dalam erupsi yang dimulai pada Sabtu (11/3/2023) siang yang berlanjut hingga Minggu Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (13/3/2023).

Kenikmatan di Warung yang Hanya Buka Pon dan Wage 

WONOGIRI — Kepulan asap menyeruak dari kuali berbahan tanah liat di dapur Warung Opor Ayam Mbah Min, di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, Kamis (16/3/2023) selepas Asar. Di dalamnya kuah opor ayam berwarna kuning mendidih seraya mengeluarkan bau harum semerbak memenuhi warung.

Advertisement

Warung Mbah Min baru saja buka pukul 15.00 WIB. Seorang pengunjung dari Gunungkidul, DIY, Sidiq, mengaku meniatkan datang demi mengobati rasa penasaran. Reputasi warung itu ternyata memang sangat dikenal di Gunungkidul. “Memang nglegakke [sengaja meluangkan waktu],” kata Sidiq kepada Espos.

Sidiq yang datang bersama istrinya sama sekali tidak kecewa. Menurut Sidiq rasa rempah dalam opor ayam Mbah Min sangat kental. “Daging ayamnya empuk. Sama sekali enggak alot. Dimakan mudah dan enak. Dan sambalnya juga mantap,” ujar dia.

Pengunjung lain, Putri, datang datang berombongan dari Solo. Saat itu Putri terpaksa duduk di bangku di luar warung karena meja di dalam sudah penuh pengunjung. “Ke sini atas rekomendasi teman. Katanya enak,” kata Putri. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Senin (13/3/2023).

Advertisement

Realisasi Investasi Solo Rp535,6 Miliar

SOLO — Realisasi investasi di Kota Bengawan selama 2022 mencapai Rp535,6 miliar. Sektor listrik, gas, dan air ada urutan teratas, sementara industri makanan berada di urutan ke-12. Data tersebut sesuai Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 2022 yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Januari 2023.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Solo Andriyani Sasanti mengatakan sektor industri makanan belum banyak yang tercatat pada LKPM. “Hal ini disebabkan skala usaha pelaku industri makanan permodalannya masih dalam skala mikro [sampai dengan Rp1 miliar] dan tidak wajib menyampaikan LKPM,” kata dia.

Advertisement

Andriyani mengatakan capaian realisasi investasi melebihi target yang telah ditetapkan sebesar Rp220 miliar atau 243,46%. Ada sejumlah hal yang mempengaruhi capaian itu, seperti intensifikasi pendampingan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan perusahaan/ pelaku usaha yang terkendala dalam penyampaian LKPM. Selengkapnya di halaman Ekonomi-Bisnis Harian Solopos edisi Senin (13/3/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif