Soloraya
Selasa, 1 Maret 2022 - 21:12 WIB

Solusi untuk Petani Wortel Boyolali: Perkuat Pascapanen hingga Inovasi

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pejabat dinas terkait menghadiri forum tindak lanjut persoalan petani wortel Selo di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (1/3/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah solusi untuk mengatasi persolan yang dihadapi petani wortel di Selo, Boyolali, mengemuka dalam forum yang digelar Selasa (1/3/2022), di Aula Kantor Kecamatan Selo. Forum itu dihadiri petani wortel, tengkulak, serta sejumlah pejabat dinas terkait.

Sub Koordinator Bina Usaha Bidang P2BU, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Opik Mahendra, kepada wartawan seusai menghadiri forum koordinasi itu mengaku tuntutan para petani dijadikan sebagai perbaikan bagi Dinas Pertanian Provinsi.

Advertisement

“Kalau kondisi semacam ini kami posisikan sebagai momentum perbaikan baik di sisi petani, budi daya, pascapanen, dan perbaikan pemasaran, dan juga alur pasok produk komoditas,” katanya.

Baca juga: Petani Wortel Boyolali Curhat Harga Panenan Rendah, Minta Ada Solusi

Advertisement

Baca juga: Petani Wortel Boyolali Curhat Harga Panenan Rendah, Minta Ada Solusi

Menurutnya, wortel merupakan komoditas penting di masyarakat. Di satu sisi, kemauan petani bertahan dengan varietas lokal juga harus diapresiasi. Namun demikian, ungkap dia, masyarakat sekarang lebih kritis, terkait kemasan produk barang jenis apa pun.

“Konsumen sekarang lebih kritis terhadap casing [kemasan] ya, mungkin komoditas lokal kita belum bisa menjawab kemauan pasar. Padahal secara kandungan nilai gizi, saya kira itu tidak kalah, proses pascapanen harus diperkuat,” kata Opik.

Advertisement

“Proses penyuluhan tidak ujuk-ujuk [dadakan]. Petani biasanya akan meminta contoh dan bukti, perdagangan kita kan antarkabupaten, jadi kami mencoba menginventarisasi alur pasok sehingga ada semacam kebutuhan dan potensi permintaan. Tentunya kabupaten paling berperan, khususnya data ketersediaan dan titik panen,” jelasnya.

baca juga: Rasa Terbaik, Ini Kelemahan yang Bikin Wortel Selo Boyolali Kalah Saing

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Boyolali, Bowo Hartono, menyatakan saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan petani secara langsung, terutama dalam forum hari ini. Menurutnya, ke depan masih harus ada beberapa koordinasi lanjutan.

Advertisement

“Kalau untuk jangka pendek, pemerintah belum bisa langsung [menyelesaikan], untuk ke depan pendampingan terkait demplot lebih ditekankan supaya hasil pertanian seimbang dengan mutu produk wilayah lain, masih ada beberapa kelanjutan dari dinas terkait akan berkoordinasi dengan stakeholder [pemangku kepentingan] yang bisa menyerap produk dari kami” kata Bowo.

Kepala Desa Samiran, Kecamatan Selo, Herman menyatakan fenomena anjloknya harga hasil pertanian, termasuk wortel, sudah pernah terjadi sejak lama. Menurutnya hal tersebut dapat diatasi dengan bersinergi dengan desa dan melakukan inovasi.

Baca juga: Harga Merosot, Petani Selo Boyolali Jual Wortel Bayar Seikhlasnya

Advertisement

“Ayo diklasifikasi lagi bagaimana caranya bisa berinovasi, utamanya adalah bagaimana kita bikin dampingan usaha, tidak hanya bertani saja, nek mung jagakne tani, dipangan sak lemahe ora cukup [kalau hanya mengandalkan bertani, dimakan setanahnya pun tidak akan cukup],” katanya.

Selain itu dia menyatakan dana desa dapat dimanfaatkan untuk bersinergi dan berkomunikasi dengan pihak pemerintahan. Dia juga berharap kelompok tani juga lebih aktif untuk berkoordinasi terkait pelatihan dan penyuluhan yang dibutuhkan petani.

Diberitakan, kalangan petani wortel, tengkulak, bersama pada pejabat Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan dan beberapa instansi tekait terkait lainnya di Boyolali bertemu dalam forum, Selasa (1/3/2022), di Aula Kantor Kecamatan Selo, Boyolali, untuk mencari solusi atas persoalan yang menimpa petani wortel setempat.

Pertemuan itu digelar sebagai tindak lanjut aksi petani wortel Selo Boyolali yang turun ke jalan dan menjual wortel mereka tanpa mematok harga, bahkan menggratiskannya kepada masyarakat, Rabu (23/2/2022). Aksi itu dilakukan petani sebagai bentuk protes atas sulitnya menjual hasil panen karena ada wortel dari luar daerah yang masuk ke Jawa. Kalaupun laku, wortel panenan mereka dihargai sangat murah Rp1.000-Rp1.500/kilogram.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif