Soloraya
Sabtu, 30 Oktober 2021 - 15:45 WIB

Somigo Taskombang Klaten Tembus Toko Modern, Ini Loh Cara Membuatnya!

Ponco Suseno  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Emak-emak prasejahtera di Dukuh Krajan RT 007/RW 003, Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, membuat bakso mi goreng alias Somigo di desa setempat, Jumat (29/10/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Emak-emak prasejahtera di Dukuh Krajan RT 007/RW 003, Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, di luar dugaan mampu membuat produk olahan pangan menembus toko modern. Produk yang dibikin emak-emak prasejahtera di Manisrenggo itu berupa bakso mi goreng alias somigo.

Bahan utama somigo berasal dari tepung tapioka, mi kering, telur, dan aneka bumbu. Seluruh bahan utama tersebut dicampur menjadi satu sebelum dibentuk lonjong dan diiris tipis-tipis.

Advertisement

Baca Juga: Mantul, Somigo Buatan Emak-Emak Taskombang Klaten Tembus Toko Modern

Berikutnya, somigo tersebut digoreng. Terakhir, somigo dimasukman ke dalam bungkusan/kemasan. Harga Somigo bervariasi, dari Rp500 untuk kemasan paling kecil. Harga somigo per kilogram senilai Rp40.000. Dalam sebulan, emak-emak ini mampu memproduksi 70 kg somigo.

Advertisement

Berikutnya, somigo tersebut digoreng. Terakhir, somigo dimasukman ke dalam bungkusan/kemasan. Harga Somigo bervariasi, dari Rp500 untuk kemasan paling kecil. Harga somigo per kilogram senilai Rp40.000. Dalam sebulan, emak-emak ini mampu memproduksi 70 kg somigo.

Somigo bikinan emak-emak asal Desa Taskombang ini ternyata dapat diterima masyarakat luas. Somigo telah menyebar ke angkringan dan warung kelontong di Taskombang dan sekitarnya. Bahkan, Somigo tersebut mampu menembus toko modern. Sedikitnya, 20 toko modern di Klaten turut memajang somigo bikinan emak-emak prasejahtera asal Taskombang.

Baca Juga: Inspiratif, Pemuda Taskombang Klaten Meretas Identitas Desa Budaya

Advertisement

Sumini mengatakan Kube Rizki Barokah Taskombang terdiri dari 10 anggota. Seluruh anggota tersebut merupakan ibu rumah tangga (IRT) dari keluarga prasejahtera. Sejak Somigo laris manis di pasaran, seluruh anggota Kube memiliki aktivitas di rumah produksi di Taskombang di tengah pandemi Covid-19.

“Somigo di sini ada dua rasa, yakni Somigo original yang rasanya gurih dan Somigo balado yang rasanya pedas. Dengan adanya usaha ini, kami memperoleh tambahan penghasilan setiap akhir bulan,” katanya.

Baca Juga: 100 Mahasiswa Wonogiri Ikuti Program Aku Saudagar Muda BNI

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 10 emak-emak prasejahtera di Taskombang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (Kube) Rizki Barokah dengan pendamping program keluarga harapan (PKH) Klaten, Hanggede. Kube Rizki Barokah diketuai Sumini.

Begitu Kube Rizki Barokah berdiri, 16 Maret 2021, Sumini cs dan pendamping PKH berpikir keras mencari sebuah produk olahan makanan yang dapat bernilai jual. Secara kebetulan, lidah masyarakat di kawasan Krajan, Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, sudah begitu familier dengan penganan bakso goreng alias Basreng. Berawal dari makanan olahan itu, Sumini cs memodifikasinya menjadi Somigo.

Baca Juga: Pupuk Nasionalisme Remaja, Kesbangpol Boyolali Gelar Lomba Pancasila

Advertisement

Pendamping Kube Rizki Barokah di Taskombang, Hanggede, mengaku sangat senang ibu-ibu di Taskombang dapat berkreasi di tengah pandemi Covid-19. Keberhasilan Kube Rizki Barokah dalam menembus toko modern merupakan hasil kerja bareng dari pemerintah yang memberikan bantuan dan kerja keras ibu-ibu dalam memanfaatkan bantuan. “Dengan cara seperti ini, harapannya ibu-ibu di sini bisa naik kelas [sejahtera],” katanya.

Hal senada dijelaskan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten, M., Nasir. Diharapkan, keberhasilan Kube Rizki Barokah Taskombang yang mampu menembus toko modern dapat menginspirasi Kube lainnya di Klaten.

“Kami ucapkan selamat kepada Kube Rizki Barokah yang telah menembus toko modern. Ini satu dari 123 Kube di Klaten yang mampu menembus toko modern. Semoga, ini bisa diikuti Kube lainnya di Klaten. Kunci dari keberhasilan ini adalah adanya pembinaan dan pendampingan. Ke depan, diharapkan satu kecamatan minimal ada satu Kube unggulan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif