SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Solidaritas masyarakat pinggiran Surakarta (Sompis) mengusulkan dibukanya kembali lokalisasi bagi aktivitas para pekerja seks komersil (PSK).

Usulan tersebut menjadi salah satu hal yang mencuat saat Sompis beraudiensi dengan para wakil rakyat di ruang kepanitiaan DPRD Solo, Selasa (2/2).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sompis menilai usulan tersebut sebagai upaya kontrol atas merebaknya virus HIV/AIDS di Kota Bengawan. Salah satu perwakilan Sompis, dari unsur perparkiran, Deni F, mengungkapkan, lokalisasi dapat mengontrol penyebaran penyakit HIV/AIDS. Bahkan, di beberapa negara, PSK sudah dianggap sebagai salah satu pekerjaan. “Kenapa Solo tidak (bisa)? Kami harap apa yang menjadi masukan PSK bisa direalisasi,” tandasnya.

Pernyataan Deni tersebut disampaikan menimpali lontaran pernyataan dari Insriyanti, perwakilan Sekar Asih, salah satu wadah yang membina aktivitas para PSK. Dalam kesempatan itu, Insriyanti menyampaikan keluh kesah para PSK termasuk mengenai lokalisasi.

Selain lokalisasi, Sompis juga menyampaikan keluh kesah dari masyarakat terpinggirkan lainnya seperti tukang becak, hingga para pedagang asongan.

Salah seorang perwakilan dari tukang becak, Samin, mengatakan dengan adanya city walk para tukang becak menjadi semakin kesulitan dalam mencari rezeki. Dia berharap identitas maupun surat-surat terkait keberadaan tukang becak tetap dipertahankan. “Supaya tidak digusur,” urainya.

Namun, dari semua keluh kesah yang disampaikan para anggota Sompis, usulan soal menghidupkan kembali lokalisasi mendapat sorotan menarik.

haa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya