SOLOPOS.COM - Pakubuwono (PB) X (Istimewa/Wikipedia)

Solopos.com, SOLO — Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, SISKS Paku Buwono atau disingkat PB X menjadi salah satu penguasa paling sukses mengantar kerajaan memasuki masa keemasan di awal abad ke-20.

PB X yang bernama asli Gusti Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna merupakan putra dari SISKS PB IX. Dia lahir pada 29 November 1866 dan memimpin Keraton Solo sejak 1893 hingga 1939.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam sejarahnya, PB X menjadi yang paling lama memerintah di Keraton Solo. Selama memimpin Keraton Solo, PB X dinilai paling visioner dengan berbagai programnya.

Ketua Solo Sociteit, Dani Saptoni, saat diwawancarai Solopos.com, Senin (12/9/2022), mengatakan Keraton Solo mencapai masa kejayaan atau keemasan di masa kepemimpinan Raja PB X.

Berbagai sektor kehidupan masyarakat mulai dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, meningkat secara tajam. Dia menyebut keberhasilan PB X memimpin Keraton Solo tidak bisa dilepaskan dari apa yang dilakukan ayahandanya, PB IX.

Baca Juga: Kisah di Balik Kecerdasan Pemikiran Raja Solo PB X, Baca 5 Koran Tiap Hari

PB IX adalah sosok pemberani yang mendobrak kesepakatan antara Keraton Solo dengan Belanda. Utamanya kesepakatan-kesepakatan yang pada praktiknya telah mengebiri hak-hak dan simbol kebesaran Raja Keraton Solo.

“Jadi capaian dari PB X adalah rentetan perjalanan yang sudah disiapkan PB IX. Tidak serta merta PB X naik takhta, terus sukses,” urainya. Dani menjelaskan apa yang telah didobrak Raja Keraton Solo sebelumnya itu kemudian dilanjutkan oleh PB X.

Seperti dengan selalu menampilkan gemerlap atau glamour sebagai seorang raja. Hal itu untuk menunjukkan kemenangan Keraton Solo di bidang budaya kepada publik.

Menunjukkan Kemenangan

“Makanya PB X ini kan selalu menampilkan gemerlap seorang raja untuk menunjukkan karena Keraton saat itu secara politis sudah lemah. Maka kemenangan Keraton adalah di bidang budaya, dengan dia sebagai penguasanya. Lebih kurang seperti itu,” terangnya.

Baca Juga: Wah, Wilayah Kekuasaan Keraton Solo Ternyata Pernah sampai Banyumas dan Malang

Selama memipin Keraton Solo, Dani menerangkan PB X berhasil membangun berbagai infrastruktur fisik wilayahnya dengan baik. Dalam membangun berbagai infrastruktur itu, Keraton Solo membiayainya sendiri. Tapi dalam beberapa hal dibantu oleh Belanda.

“Ada beberapa bangunan ruang publik yang merupakan hasil kerja sama dari Keraton Solo dengan Belanda dan Mangkunegaran. Salah satu infrastruktur yang dibangun pada era PB X yaitu Jembatan Jurug. Selain itu masih banyak infrastruktur lain yang dibangun,” ujarnya.

Sementara berdasarkan catatan Solopos.com, Raja Keraton Solo PB X juga dikenal sebagai raja yang kaya raya. Bahkan saking kayanya dia sampai orang-orang Eropa menjuluki The Emperor of Java atau Kaisar Jawa.

Baca Juga: Putri PB XII Hadiri Kirab Hari Jadi Kartasura: Senang Ada yang Nguri-uri Budaya

Hal itu diungkapkan penggemar sejarah, Budiarto Eko Kusumo. Meski kaya raya dan bergaya hidup mewah, PB X sejatinya sangat dermawan. Ia gemar bersedekah dengan menyebar uang recehan atau udik-udik kepada rakyat setiap kali bepergian.

Kekayaan PB X didapat dari berbagai usaha milik kerajaan seperti pabrik gula. Pada masa PB X, Keraton Solo memiliki banyak pabrik gula (PG) beberapa di antaranya PG Gondang di Katen dan PG Mojo di Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya