Soloraya
Kamis, 19 April 2018 - 10:00 WIB

SP III Berlalu, Warga HP 105 Solo Belum Bongkar Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Ivan Andimuhtarom  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>– Sehari setelah batas waktu surat peringatan (SP) III, yang berakhir Minggu (15/4/2018) warga <a title="8 Keluarga Penghuni Lahan HP 105 Mau Pindah, Pemkot Solo Beri Dispensasi" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180415/489/910552/8-keluarga-penghuni-lahan-hp-105-mau-pindah-pemkot-solo-beri-dispensasi">penghuni tanah hak pakai (HP) 105</a> belum ada yang membongkar rumah. Tanah itu berada di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, tepatnya utara Solo Techno Park (STP).</p><p>Berdasarkan pantauan <em>Solopos.com</em> sejak Senin (16/4/2018) pagi, aktivitas warga masih berjalan seperti biasa. Warga masih tetap bekerja, dan anak-anak tetap pergi ke sekolah. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari beberapa warga, SP III akan berakhir Senin (17/4/2018). Hari itu kabarnya akan menjadi hari terakhir warga menempati rumah di RT 002 dan RT 003 RW 025, Jebres Tengah.</p><p>Salah satu warga, Karno, 38, mengaku tetap bekerja seperti biasa. Sehari-hari dia bekerja sebagai petugas kebersihan di lingkungan Taman Cerdas Jebres. Dia menyatakan warga akan tetap <a title="Warga HP 105 Solo Demo Tolak Digusur" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180411/489/909343/warga-hp-105-solo-demo-tolak-digusur">bersikap korsa</a>.</p><p>"Kami kan tetangga lama, jadi ya kalau mau pergi tetap bareng-bareng, " ujar Karno. Menurutnya belum ada satu warga pun yang pergi meninggalkan Jebres Tengah.</p><p>Ditanya soal rencana ke depan seandainya penggusuran benar-benar terjadi, Karno menyatakan pernah mendengar akan ada tawaran rumah susun. "Tapi detail tawaran juga belum jelas dan belum ada tindak lanjut," ucapnya.</p><p>Senada dengan itu, warga lain, Sajimin, 77, mengaku dirinya masih akan tinggal di tanah HP 105. "Ini warisan tanah kakek saya, sejak dulu ditinggali keluarga, kenapa sekarang jadi masalah," ucap Sajimin. Hari itu, anak-anak Sajimin bekerja seperti biasa tanpa menghiraukan penggusuran.</p><p>&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif