SOLOPOS.COM - Pengunjung car free day (CFD) Jl. Sukowati, Sragen, menuliskan aspirasi di spanduk aspirasi yang digelar Forum Komunikasi Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos), Minggu (18/1/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Spanduk aspirasi Sragen dipasang oleh Forum Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos) di sejumlah titik, salah satunya saat car free day di Jl. Sukowati Sragen, Minggu (18/1/2015).

Solopos.com, SRAGEN – Forum Komunikasi Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos) memasang spanduk aspirasi masyarakat pada hari pertama di car free day (CFD) Jl. Sukowati Sragen, Minggu (18/1/2015).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua LSM Forkos, Jamaludin, mengatakan kondisi fasilitas umum di berbagai daerah di Bumi Sukowati saat ini menjadi hal yang paling banyak ditulis masyarakat dalam spanduk aspirasi itu.

Menurut dia, sebagian besar dari puluhan masyarakat menuliskan keluhan mengenai kondisi jalan dan bangunan umum yang kini dalam kondisi rusak.

“Banyak yang menulis keluhan mengenai kondisi infrastruktur yang rusak, salah satunya Jl. Karangpelem-Mojokerto yang belum juga diperbaiki. Masyarakat meminta  pemerintahan ADA [Agus Fatchur Rahman – Daryanto] lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur itu,” kata Jamal saat dijumpai Espos, Minggu.

Jamal menyampaikan selain infrastruktur rusak, terdapat juga masyarakat yang mengkritik mengenai gaya kepemimpinan pemerintahan ADA selama empat tahun terakhir tersebut.

Menurut Jalam, salah satu pengunjung CFD yang mengatasnamakan diri sebagai Cah Wonorejo menilai kurang adanya kontrol pada kepemimpinan ADA.

“Ada berbagai macam pendapat yang datang dari masyarakat. Pimpinan tidak cukup modal jujur, tapi fungsi kontrol harus ditingkatkan. Itu salah satu contoh pendapat mengenai gaya kepemimpinan. Namun itu baru sebagian kecil pendapat. Kami masih akan gelar spanduk di 10 titik,” ujar Jamal.

Sementara itu, pantauan solopos.com di lokasi, Minggu pagi, tidak begitu banyak pengunjung CFD yang menuliskan pendapat di spanduk aspirasi yang terbentang di trotoar depan kantor Pengadilan negeri (PN) Sragen itu.

“Evaluasi hari pertama sebenarnya banyak pendapat yang miring untuk pemerintahan ADA, mulai dari masalah fasilitas umum hingga bantuan sosial. Namun kami akui secara kuantitas masih sedikit yang memberikan pendapat. Hanya puluhan. Selain kami terlalu siang datang ke CFD, pengunjung juga masih ada yang ragu menuliskan pendapat,” imbuh Jamal.

Jamal menilai masih sedikitnya masyarakat yang menuliskan pendapat di spanduk aspirasi pada hari pertama karena mereka cenderung merasa takut dan ragu memberikan kritik mengenai pemerintahan ADA.

“Sebenarnya kami berikan kebebasan kepada masyarakat untuk menuliskan aspirasi apa pun, baik kritik, saran, pujian, dan harapan, di akhir tahun kepemimpinan pasangan ADA ini. Kalau memang masyarakat menilai ADA bagus, silahkan tulis. Semua pendapat kami analisis dan hasilnya akan kami audiensikan bersama ADA,” ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya