SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan) menerima penghargaan Adipura Tahun 2022 dari Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta, Selasa (28/2/2023) kemarin. (Istimewa/Diskominfo Sragen)
Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen berambisi untuk meraih penghargaan Adipura 2023. Ada banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk bisa mewujudkannya.
Salah satunya adalah pengelolaan sampah di tujuh sektor yang nilainya masih rendah, di bawah 75,00. Para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, kelurahan, dan stakeholders berkomitmen bersama untuk menggenjot nilai di tujuh sektor tersebut.
Berdasarkan paparan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ketujuh sektor itu yakni pasar tradisional 72,31; pertokoan 72,81; perkantoran 74,20; sekolah 74,93; rumah sakit/puskesmas 74,76; taman kota 74,06; dan tempat pembuangan akhir (TPA) 73,89.
Pejabat KLHK juga dihadirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen demi bisa meraih Adipura 2023. Penghargaan bergengsi dan prestise itu diraih Pemkab Sragen pada 2022 setelah sejak 2017 belum mendapatkan penghargaan di bidang lingkungan hidup tersebut.
Pejabat KLHK juga dihadirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen demi bisa meraih Adipura 2023. Penghargaan bergengsi dan prestise itu diraih Pemkab Sragen pada 2022 setelah sejak 2017 belum mendapatkan penghargaan di bidang lingkungan hidup tersebut.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan ada beberapa indikator penilaian Adipura 2022 di antaranya pasar, pertokoan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, hingga TPA. Nilai di sektor-sektor itu masih rendah sehingga menjadi PR Pemkab untuk meningkatkannya.
“TPA [tempat pembuangan akhir] sudah harus memenuhi syarat, terutama dalam pengolahan air lindi supaya tidak mencemari lingkungan sekitar,” jelas Bupati saat ditemui wartawan seusai sosialisasi Adipura 2023 di Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Jumat (21/7/2023).
Lebih jauh, Bupati menerangkan sejumlah alasan kenapa Sragen harus kembali meraih Adipura. Salah satunya adalah keberadaan Tugu Adipura. “Sragen punya Tugu Adipura, malu kalau sampai tidak dapat penghargaan Adipura,” cetusnya.
Selain itu, menurut Bupati penghargaan Adipura bisa membahagiakan dan menambah semangat, khususnya para penyapu jalan, pengelola bank sampah, dan pecinta lingkungan lain. Oleh karenanya, Bupati menagih komitmen semua pihak terkait untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita meraih Adipura 2023 yang diberikan di 2024.
Dalam Sosialisasi Adipura 2023 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Ditjen Penanganan Sampah KLHK, Ari Sugasri, turut menyampaikan paparan tentang Adipura 2023. Dia menyebut timbulan sampah per hari di kabupaten bisa mencapai 590,18 ton per hari.
“Pengurangan sampahnya 23,34%, penanganan sampah 48,27%, pengelolaan sampahnya mencapai 71,61%. Sampah yang tidak terkelola masih tinggi mencapai 28,39%,” sebut dia.
Ari juga memotret sarana dan prasarana sampah di Sragen yang dinilainya cukup memadai. DLH Sragen memiliki 90 gerobak sampah, gerobak motor sampah sampai truk dump.
Ari juga menyampaikan tentang bobot penilaian Adipura 2023 yang terdiri atas 20 indikator. Sejumlah indikator itu seperti tujuh sektor yang disebutkan Bupati dengan nilai yang masih kurang.
Rekap Nilai Adipura Sragen 2022
No Indikator Nilai
Sumber: Kemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan.