Soloraya
Rabu, 2 Februari 2022 - 17:29 WIB

Sragen Ternyata Pernah Jadi Surga Pabrik Pengolahan Serat Agave

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, mengecek sisa bangunan pabrik kertas yang didirikan Dutch-Japan Plantation Coy di Dukuh Karangtengah, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Rabu (2/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Sragen ternyata dulu pernah jadi surga perkebunan agave. Tepatnya pada tahun 1920. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lima pabrik pengolahan serat agave. Serat agave ini yang kemudian menjadi bahan baku pembuata kertas.

Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, pada Rabu (2/2/2022) mengatakan pabrik pengolahan serat itu salah satunya ada di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang. Pabrik tersebut diduga terganggu resesi ekonomi dunia pada 1930-an. Pabrik itu akhirnya kolaps setelah adanya perang dunia kedua dengan datangnya Jepang ke Indonesia.

Advertisement

“Bangunan sangat bernilai bagi orang-orang sejarah ternyata di sini ada pabrik, ternyata tidak primitif banget. Namun perkembangan daerah sini maju,” paparnya.

Baca Juga: Punya Pabrik Kertas, Desa di Sumberlawang Sragen Ini Dulu Pernah Jaya

Advertisement

Baca Juga: Punya Pabrik Kertas, Desa di Sumberlawang Sragen Ini Dulu Pernah Jaya

Dia mengatakan bangunan yang tersisa serta sejarah di dalamnya bisa menjadi potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah. Konten bisa dikaitkan dengan tempat-tempat lain yang berkaitan pada masa pemerintah kolonial Belanda.

Sebelumnya diberitakan Dukuh Karangtengah yang masuk wilayah Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen pernah maju pada zaman dulu. Hal ini terbukti adanya penemuan sisa-sisa bangunan bekas pabrik kertas dari olahan serat agave.

Advertisement

Baca Juga: Ada Saja Cara Tugimin Berdayakan Masyarakat Tingkatkan Kesejahteraan

Sedangkan satu sisa bangunan lain berada di dekat pipa pembuangan limbah rumah tangga warga setempat. Maklum, lokasinya berada di belakang rumah warga serta berdekatan dengan pabrik tahu rumahan.

Warga setempat yang juga sebagai perajin tahu, Suyanto, 62, menjelaskan dulunya bangunan tersebut merupakan pabrik pengolah serat nanas zaman penjajahan Belanda. Dia dapat cerita tersebut dari bapaknya. Namun ia tidak tahu nama resmi pabrik kertas tersebut.

Advertisement

Menurut dia, bangunan pabrik pernah coba dihancurkan menggunakan dinamit. Sisa bangunan berupa besi dijual warga. Sedangkan material kayu dimanfaatkan warga untuk membuat pintu rumah.

Baca Juga: Oalah, Ini Ternyata Arti Nama dari Sragen

“Dulu kayu kajang-kajang dibikin pintu-pintu oleh warga dan sampai sekarang masih bagus. Pabrik dulunya luasnya separuh Karangtengah,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Rabu (2/2/2022).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif