SOLOPOS.COM - GUNAKAN PERAHU -- Warga menggunakan perahu untuk evakuasi dan angkutan bahan bantuan saat banjir di Sragen awal Januari ini. Sragen masih memberlakukan status waspada banjir hingga Maret mendatang. (JIBI/SOLOPOS/dok)

GUNAKAN PERAHU -- Warga menggunakan perahu untuk evakuasi dan angkutan bahan bantuan saat banjir di Sragen awal Januari ini. Sragen masih memberlakukan status waspada banjir hingga Maret mendatang. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Sragen mengungkapkan kerugian material akibat banjir yang melanda Bumi Sukowati beberapa waktu lalu mencapai Rp993, 2 juta. Sragen akan terus dalam status waspada banjir hingga Maret mendatang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kerugian terbesar dari bidang pertanian, yakni Rp452 juta. Hal itu disebabkan banyaknya tanaman hortikultura yang gagal panen. Kerugian besar lainnya adalah bidang perikanan yang mencapai Rp447 juta. Banyak ikan gurame dari pembibitan-pembibitan ikan milik warga yang raib karena terbawa aliran banjir. Sedangkan dari bidang peternakan, kerugian ditaksir mencapai Rp66,5 juta. Sementara itu, untuk daftar kecamatan yang mengalami kerugian akibat banjir itu di antaranya Kecamatan Masaran, dengan kerugian material terbesar hingga mencapai Rp504,9 juta.

Kepala Bakesbangpolinmas Sragen, Wangsit Sukono, mengungkapkan Masaran mengalami kerugian terbesar karena area yang terkena banjir sangat luas. Kerugian material yang juga cukup mencolok adalah di Kecamatan Tanon, Rp366,8 juta dan Kecamatan Plupuh Rp120 juta.

Banjir yang melanda Bumi Sukowati selama kurang lebih tiga hari itu juga menimbulkan kerusakan sejumlah infrastruktur dengan total kerugian Rp10 juta. Beberapa infrastruktur yang rusak di antaranya jembatan sesek di Dukuh Bayur, Desa Kliwonan, Masaran. Selain itu, 20 gedung sekolah dasar dan 12 gedung taman kanak-kanak di Masaran, Tanon, Sidoharjo dan Sragen mengalami kerusakan ringan karena sempat terendam air. “Untuk gedung sekolah, saat ini semua sudah diperbaiki. Melalui dinas-dinas terkait juga telah melakukan pendataan dan pemeriksaan bagaimana bentuk kerugiannya dan apa langkah yang harus diambil,” tutur Wangsit.

Lebih lanjut dikatakan dia, diperkirakan Februari menjadi puncak curah hujan, sehingga antisipasi dilakukan oleh semua yang tergabung dalam satuan pelaksana badan penanggulangan bencana daerah (BPBD). Selain itu, Pemkab Sragen juga membuka posko 24 jam di masing-masing titik. “Kami terus waspada dan melakukan koordinasi dengan beberapa dinas terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan, guna antisipasi dan pemantauan ancaman banjir,” pungkasnya.

JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya