SOLOPOS.COM - Kontainer pengangkut produk ITPT milik PT Sritex melintas usai kegiatan lepas ekspor oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di kantor pusat PT Sritex, Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — PT Sri rejeki Isman (Sritex) berharap pemerintah merealisasikan ketahanan sandang dengan pengendalian impor ilegal terkait fesyen trifthing.

Saat ini Sritex telah membina lebih dari 2.000 Industri Kecil Menengah (IKM) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Salah satu harapan mereka [IKM khususnya bidang fesyen dan SMK Tata Busana] yang tadi [perihal] illegal import khususnya fesyen thrifting bisa dikendalikan,” jelas General Manajer Human Research Development dan Human Capital Sritex, Sri Saptono Basuki, Kamis (16/9/2022).

Saptono mengatakan hal itu bertujuan agar produk fesyen IKM, UKM, hingga industri besar bisa dibeli oleh masyarakat. Dia berharap pemerintah dapat merealisasikan perihal pengendalian impor ilegal fesyen trifthing.

“Sehingga harapan kami ketahanan sandang sudah bisa terkaver sehingga tidak ada lagi pakaian bekas yang masuk. Padahal kan kami bisa membuat baju-baju yang juga layak dan baik,” ujarnya saat ditemui usai lepas ekspor oleh Mentri Perdagangan (Mendag) di Kantor Pusat Sritex.

Baca juga: Pemkot Solo: Lahan yang Dibeli Peritel Terbesar Asia di Jebres Milik Bos Sritex

Saptono mengatakan Sritex selama ini rutin melakukan pembinaan kepada IKM, UMK, hingga SMK demi membangun ekosistem.

Menurutnya Sritex memang tidak serta merta memberikan CSR atau memberi ikan. Namun dia ingin para binaan tumbuh dan adaptif dengan perubahan.

“Mereka yang SMK kami dorong untuk magang di Sritex. Sehingga mereka punya kompetensi. Setelah lulus dari SMK mereka mau bekerja atau berwirausaha mangga, yang penting mereka menjadi produktif,” ujarnya.

Dia mengatakan SMK saat ini juga memiliki teaching factory, siswa-siswi SMK direncanakan selain bisa terserap bekerja mereka juga bisa berwirausaha.

“Jadi merdeka belajar ini memungkinkan anak punya sklill lebih dan bisa berwirausaha. Maka Sritex di antaranya tadi ada SMK Sawunggalih, Purworejo sudah menjadi binaan Sritex kurang lebih 9 tahun,” kata Saptono.

Baca juga: Istri Pemilik Sritex Tutup Usia, Toko Karangan Bunga di Solo Banjir Pesanan

“Mereka itu di teaching factorynya bikin seragam sekolah dan baju fesyen yang mareketnya di Purworejo sekitarnya,” tambah Saptono.

Dia mengatakan Sritex memberikan dukungan berupa supervisi kompetensi dan manajerial. Kemudian untuk IKM, UMK maupun SMK tata busana, mereka diberi kemudahan untuk mengakses bahan baku yang dimiliki Sritex. Sehingga terbangun sinergi dan kolaboratif di sisi itu.

“Sritex juga membina dan menumbuhkan entrepreneur baru di sekolah. Di samping kewajiban kami menaikkan SDM lebih baik melalui binaan SMK,” terangnya.

“Kami juga ingin membangun mereka melek terhadap teknologi. Apalagi digital ekonomi juga harus mengambil peran di sisi itu, ini yang kami dorong,” terangnya lagi.

Maka sebagai bapak asuh, Sritex memberikan gambaran road map yang jelas. Beberapa binaan UMKM juga sudah bisa ekspor ke luar negeri seperti produk handycraft. Batik ciprat dan batik tulis juga didorong agar mereka bisa masuk pasar yang lebih luas.

Baca juga: Presiden Jokowi ke Sukoharjo, Ribuan Pekerja PT Sritex Ikut Menyambut

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan bersama dengan pemerintah Sritex optimis Indutri Tekstil Produk Tekstil (IPTP) akan mampu mengatasi disequilibrium supply and demand dan disrupsi makroekonomi.

Namun sangat memerlukan harmonisasi kebijakan antarkementerian dan pemerintah daerah.

“Sritex Group juga telah membina lebih dari 2.000 UMKM sebagai salah satu upaya transfer of knowledge mengembangkan keahlian demi meningkatkan ekonomi daerah,” ujar Presdir Sritex.

Menurutnya perusahaan telah menyediakan produk bahan baku yang dapat di kembangkan oleh UMKM dan SMK binaan agar ada nilai tambah dalam produk-produknya.

Dia percaya bahwa UMKM yang sehat akan membentuk ekosistem yang kuat.

Baca juga: Pemasok Bahan Baku Sritex PT Sriwahana Adityakarta Dinyatakan PKPU



Hingga saat ini, komposisi ekspor terhadap pendapatan Sritex masih mendominasi yaitu sebesar 60%. Sritex berkomitmen untuk terus mendorong target ekspor tekstil nasional untuk mencapai USD 30 miliar pada tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya