Soloraya
Rabu, 7 Desember 2022 - 05:30 WIB

Staf Khusus Presiden Beberkan Sederet Alasan Optimisme Indonesia Songsong 2023

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta. (Youtube Espos Live)

Solopos.com, SOLO — Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, membeberkan sederet alasan Indonesia layak optimistis menyongsong 2023 yang dibayangi resesi global.

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Talkshow Economy Outlook 2023 dengan tema Prospek Ekonomi di Tengah Harap-Harap Cemas Politik yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan didukung Epson serta PLN, Selasa (6/12/2022).

Advertisement

“Kalau kita lihat dalam perspektif atau proyeksi perekonomian atas dasar yang terjadi 2022 dan apa yang diharapkan pada 2023, ya kita memang menimbulkan apa yang disebut dengan persepsi positif dan optimis,” ujar dia dalam acara yang disiarkan secara langsung di kanal Youtube Espos Live tersebut.

Persepsi positif dan optimistis itu, menurut Arif, didasari tiga hal pokok, salah satunya pertumbuhan ekonomi yang terjaga. Pada 2022, ekspektasi pertumbuhan ekonomi di angka 5,5 persen hingga enam persen.

Advertisement

Persepsi positif dan optimistis itu, menurut Arif, didasari tiga hal pokok, salah satunya pertumbuhan ekonomi yang terjaga. Pada 2022, ekspektasi pertumbuhan ekonomi di angka 5,5 persen hingga enam persen.

Sedangkan pada tahun 2023 yang dibayangi resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih di angka lima persen. Alasan lain Indonesia harus optimistis menyambut 2023 yaitu aspek cost living.

Baca Juga: Prospek Ekonomi 2023, Perang hingga Kenaikan Suku Bunga bakal Picu Resesi Dunia

Advertisement

Kondisi tersebut, menurut Arif, terjadi karena dua hal, yakni pengendalian inflasi yang berhasil dengan dipimpin Presiden Jokowi. Seperti dengan strategi penggunaan APBD untuk mengendalikan inflasi nasional.

Lahan Pertanian Produktif

Indonesia juga harus bersyukur karena berada di daerah tropis garis khatulistiwa yang membuat lahan pertanian cukup produktif. Ketika negara lain hanya bisa panen sekali setahun, Indonesia bisa empat kali panen.

Baca Juga: Pengamat: Indonesia Layak Optimistis di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi 2023

Advertisement

“Inflasi dari bahan makanan terjaga karena kita berada di wilayah tropis, khatulistiwa. Sehingga kita bisa panen terus menerus sepanjang tahun. Berbeda dengan negara empat musim yang hanya sekali panen,” urainya.

Aspek indikator kesejahteraan, lanjut Arif, juga menunjukkan pemulihan yang baik ditandai tingkat pengangguran yang turun. Kondisi itu juga tidak bisa dilepaskan dari komitmen Presiden menghapus kemiskinan ekstrem.

Pendekatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan target itu pada 2023 melalui sejumlah program yang konvergen dan terintegrasi. Pemerintah juga terus menjalankan struktural reform baik yang berupa asset reform dan access reform.

Advertisement

Baca Juga: Apindo: Pemerintah Tidur Saja Pertumbuhan Ekonomi Bisa 5 Persen

“Termasuk yang kedua, adalah strategi yang disebut dengan strategi penciptaan lapangan kerja melalui pengamanan pasokan, khususnya untuk sektor pangan dan energi, serta diikuti oleh hilirisasi,” ujar dia.

Terkait pengamanan pasokan pangan, Arif mengatakan ada pengembangan food estate di sejumlah daerah. Pengembangan food estate dalam kerangka pengembangan stabilisasi stok, harga maupun nilai tambah.

Selain untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan, menurut Arif program itu sekaligus membuka lapangan kerja. Tak sampai di situ, hilirisasi ditingkatkan terhadap pengembangan industri masa depan.

Baca Juga: 3 Prasyarat Jokowi Bisa Jadi King Maker pada Pemilu 2024

Talkshow Economy Outlook 2023 yang dipandu Direktur Konten dan Bisnis Solopos Media Group, Suwarmin, tersebut menghadirkan lima pembicara.

Selain Arif Budimanta, ada Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi.

Kemudian Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Juan Permata Adoe, dan Executive Vice President Perencanaan Strategis Korporat PLN, Harlen.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif