Soloraya
Selasa, 16 Januari 2018 - 06:15 WIB

Status Cagar Budaya Bikin Perbaikan di Kompleks Keraton Solo Dilema

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi, TNI, dibantu warga memasang garis polisi di dekat tembok bangunan bekas sentral listrik yang roboh di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (15/1/2018) malam. Menurut warga tembok bangunan cagar budaya (BCB) tersebut roboh sekitar pukul 19.15 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. (Nicolous Irawan/JIBI/SOLOPOS)

Status cagar budaya bikin perbaikan di kompleks Kraton Solo dilema.

Solopos.com, SOLO—Rapuhnya bangunan tembok Ndalem Prabuwinatan sebenarnya sudah diketahui sejak beberapa tahun terakhir. Hanya Pemkot Solo maupun pihak Keraton Solo enggan mengambil langkah cepat karena status bangunan yang merupakan cagar budaya.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Lurah Baluwarti, Suhadi Wahono dan adik Paku Buwono (PB) XIII, G.R.Ay. Koes Moertiyah seusai meninjau bangunan Ndalem Prabuwinatan yang ambrol, Senin (15/1/2018) malam WIB. (baca: Tembok Kompleks Kraton Runtuh, Jalan di Depan Sasono Putra akan Ditutup)

Suhadi Wahono mengaku sudah mengetahui rekahan di tembok Ndalem Prabuwinatan sejak lama. Hanya pihaknya takut melangkahi mekanisme pengelolaan cagar budaya jika langsung membongkar dan membangun ulang tembok tersebut. Sebelum sempat diperbaiki, tembok bangunan yang dulu difungsikan sebagai tempat pembangkit listrik ini akhirnya roboh.

“Sebenarnya sudah beberapa tahun ini kondisi tembok itu mlembung, bentet. Namun demikian, karena cagar budaya, kami enggak bisa asal bangun. Perlu kajian dari ahlinya,” ujar Lurah seusai meninjau lokasi.

Advertisement

Koes Moertiyah atau yang akrab disapa Mbak Moeng tak menampik pihaknya serba salah jika ingin membenahi tembok Ndalem Prabuwinatan. Mbak Moeng mengakui bangunan itu sudah puluhan tahun tak direnovasi karena terkendala status cagar budaya. Dengan ambruknya tembok bangunan di kompleks keraton itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperbaikinya.

“Itu sudah dari zaman mekak ra enak enggak direnovasi. Kalau itu ambruk baru kami bisa memperbaiki lagi. Kalau ngebrukne itu kami enggak berani,” kata dia.

Pihaknya berharap pemerintah tanggap dengan kejadian tersebut dengan memberi perhatian lebih pada kawasan cagar budaya seperti Keraton Solo.

Advertisement

“UU Cagar Budaya jangan hanya jadi tumpukan kertas,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif