Soloraya
Minggu, 22 Desember 2019 - 15:09 WIB

Stiker Miskin di Rumah 2 Lantai Trucuk Klaten Akhirnya Dilepas

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi rumah bertingkat di Desa Wanglu, Kecamatan Trucuk, Klaten, yang dipasangi stiker keluarga miskin, Rabu (18/12/2019). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Stiker keluarga miskin di rumah berlantai dua di Dukuh Telukan, Desa Wanglu, Trucuk, Klaten, akhirnya dilepas. Hal itu dilakukan setelah pemilik rumah itu mengundurkan diri sebagai penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

*BACA: Rumah 2 Lantai di Trucuk Klaten Dipasangi Stiker Miskin

Advertisement

Pengunduran diri itu dilakukan saat tim penempelan stiker desa beserta TKSK Trucuk dan Koordinator Kabupaten Program Keluarga Harapan (PKH) Klaten mendatangi rumah milik Erna itu, Sabtu (21/12/2019) siang.

Setelah Erna menandatangani surat pengunduran diri, tim lantas melepas stiker keluarga miskin yang sejak Selasa (17/12/2019) dipasang di tembok bagian depan rumah berlantai dua tersebut.

Advertisement

Setelah Erna menandatangani surat pengunduran diri, tim lantas melepas stiker keluarga miskin yang sejak Selasa (17/12/2019) dipasang di tembok bagian depan rumah berlantai dua tersebut.

Hamil 6 Bulan, Wanita Ini Bersama Suami 35 Kali Tipu Toko Emas di Solo

"Sudah mengundurkan diri dengan ikhlas. Tidak ada pendekatan sebelumnya. Tadi langsung bersama-sama datang dan bersangkutan menyatakan mengundurkan diri," kata Kepala Desa (Kades) Wanglu, Guwono, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (21/12/2019) sore.

Advertisement

"Kami bersama tim dari desa ke rumah penerima BPNT [bantuan pangan nontunai] melakukan silaturahmi dan pendekatan untuk memberikan pemahaman terkait penempelan stiker. Hasilnya, dengan penuh kesadaran dari penerima akhirnya mengundurkan diri," kata Mariyadi.

Gibran Rajin Blusukan, Purnomo: Orang Baru Perlu Dikenal Masyarakat

Koordinator Kabupaten PKH Klaten, Theo Markis, mengatakan keluarga Erna tercatat sebagai penerima BPNT sejak Oktober 2018.

Advertisement

Lantaran sudah mengundurkan diri, operator desa segera mengeluarkan keluarga Erna dari Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIS-NG).

Selain BPNT, keluarga Erna juga tercatat memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Namun leading sector yang menangani KIS dan KIP di tingkat pusat berbeda dengan kami. Jadi proses [mencabut kepesertaan] menunggu proses sinkronisasi data baru bisa keluar dari KIS dan KIP. Saat ini, kartu masih dipegang yang bersangkutan,” kata dia.

Advertisement

Ada Tato Wanita Nyaris Bugil di Lengan Kiri Habib Husein Alatas

Kepada tim yang mendatangi rumahnya, Erna mengatakan rumah berlantai dua dibangun adiknya yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

Rumah yang dibangun setahun terakhir itu belum rampung proses pembangunannya. Sementara suami Erna, Marino, bekerja sebagai buruh serabutan.

“Saat [keluarga Erna] masuk menjadi penerima BPNT, rumah berlantai dua belum terbangun,” jelas Theo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif