Soloraya
Selasa, 1 Juni 2021 - 17:26 WIB

Stok Kedelai Lokal di Sragen Kosong, Bupati Konsultasi ke Gubernur

Tri Rahayu  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dokumentasi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati akan berkirim surat dan konsultasi ke Gubernur Jawa Tengah untuk mencari solusi terbaik atas melonjaknya harga kedelai impor yang hampir mencapai Rp11.000/kg.

Bupati menyampaikan Sragen tidak memiliki cadangan kedelai lokasl untuk tiga bulan ke depan karena petani diperkirakan mulai tanam pada pertengahan Juni ini.

Advertisement

Yuni, sapaan akrabnya, langsung memanggil Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan & KP) Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari begitu mendengar harga kedelai impor mahal. Yuni menanyakan tentang stok kedelai lokal.

Baca Juga: Bupati Tegal Masuk RSUD, Terkonfirmasi Positif Covid-19

Advertisement

Baca Juga: Bupati Tegal Masuk RSUD, Terkonfirmasi Positif Covid-19

Eka Rini menjelaskan Sragen tidak ada petani yang panen kedelai karena petani baru mulai tanam pada pertengahan Juni hingga 25 Juni mendatang. Hasil tanam petani itu, ujar dia, baru bisa dipanen setelah tiga bulan ke depan.

“Ya, sekarang kedelai di Sragen tidak ada, terutama kedelai lokal. Kebutuhan selama ini dipenuhi dari kedelai impor. Kami sudah menyisir daerah di Jawa Tengah dan memang tidak banyak barangnya, kalau pun ada hanya untuk kebutuhan bibit, yakni seperti di wilayah Brebes, Demak, dan Blora. Hasil panen kedelai di Blora pun masih relatif sedikit,” ujar Eka.

Advertisement

Setelah mendapatkan jawaban dari Eka, Bupati menyimpulkan Sragen tidak ada stok kedelai lokal untuk tiga bulan ke depan. Yuni menyampaikan Pemkab  belum melakukan tindakan terkait dengan harga kedelai yang tinggi. Dia mengatakan karena tidak ada stok kedelai lokal maka pengrajin tetap menggunakan kedelai impor yang harganya tinggi itu.

Permintaan para pengrajin tahu tenetang adanya subsidi harga, ujar Yuni, akan diupayakan. Yuni mengatakan permintaan subsidi harga kedelai itu berarti subsidi nasional. “Kami akan usulkan ke Gubernur dulu karena kenaikan kedelai impor itu tidak hanya terjadi di Sragen tetapi di semua wilayah daerah. Barang kalai ke depan perlu ada sistem di Sragen agar petani mau menanam kedelai,” ujarnya.

Yuni berencana berkirim surat ke Gubernur untuk meminta petunjuk terkait harga kedelai yang tinggi itu yang berakibat pada banyaknya pengrajin tahu yang mogok produksi karena kesulitan bahan baku. Dia berharap ada solusi untuk mereka.

Advertisement

Baca Juga: Harga Kedelai Tinggi, Punya Solusi Tapi Tak Berwenang Beraksi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen sudah berdialog dengan para pengrajin tahun di Teguhan, Sragen Wetan, Sragen. Kabid Pembinaan dan Pengembangan Disperindag Sragen Muh. Farid Wajdi menyampaikan sampai sekarang belum ada progres tentang adanya harga kedelai impor yang melejit.

“Hasil koordinasi kami dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dinas mau mencarikan kedelai lokal di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya yang sudah panen sebagai pengganti kedelai impor,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif