SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Boyolali Kota, Mulyati, 51, menata minyak di lapaknya, Kamis (2/2/2023). Ia mengungkapkan sudah sepekan ini distributor tak membawakan Minyakita untuknya. (Solopos/Ni’matul Faizah)Pedagang di Pasar Boyolali Kota, Mulyati, 51, menata minyak di lapaknya, Kamis (2/2/2023). Ia mengungkapkan sudah sepekan ini distributor tak membawakan Minyakita untuknya. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang barang kebutuhan pokok di Pasar Boyolali Kota mengeluhkan pasokan minyak goreng subsidi Minyakita yang terbatas dari distributor sejak sepekan lalu dan harga juga naik.

Bahkan, ada pedagang yang tidak kebagian stok Minyakita. Salah satu pedagang Minyakita di Pasar Boyolali Kota, Mulyati, 51, mengungkapkan sudah sepekan ini distributor tak memasok Minyakita.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Distributor saya ada dua, yang satu dari Ampel [Boyolali], yang satu dari Solo. Itu dua distributor bilang stok kosong kalau Minyakita, jadi saya tidak jualan Minyakita,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Kamis (2/2/2023).

Selain tak mendapatkan barang dari distributor, Mulyati mengatakan harga Minyakita mulai mengalami kenaikan sejak Desember 2022. Kenaikan tersebut berlangsung perlahan dari mulai harga Rp14.000 per liter menjadi Rp15.000, lalu merangkak ke angka Rp16.000 dan terakhir Rp17.000 per liter.

Kenaikan harga Minyakita di Pasar Boyolali Kota tersebut, jelasnya, dimulai saat stok dari distributor semakin sedikit. Sebelum Desember 2022, ia menyatakan stok masih lancar.

Tak hanya itu, saat harga Minyakita masih di angka Rp14.000 per liter, satu krat isi 12 botol bisa habis dalam dua hingga tiga hari. Namun, semakin harganya merangkak naik, Minyakita di tempatnya juga semakin lama lakunya.

“Di label Minyakita itu kan tertulis harganya Rp14.000, itu masyarakat juga selalu bilang ini kok harganya sekian padahal tertulis Rp14.000, ya saya jawab saja, memang dari sananya sudah lebih dari Rp14.000 per liter, kalau saya jual Rp14.000 ya rugi,” kata dia.

Mulyati mengatakan akhirnya pelanggannya beralih ke minyak curah. Pedagang di Pasar Boyolali Kota itu menjual minyak goreng curah dengan harga setara Minyakita yaitu Rp17.000 namun dalam satuan per kilogram.

Beberapa pembeli, jelasnya, kadang juga tak membaca label literan minyak. Beberapa lebih tertarik harga lebih murah sedikit padahal isinya hanya 900 mililiter.

“Kadang pembeli itu kan milihnya yang dapat banyak dan murah, kalau Minyakita Rp17.000 dapat satu liter, kalau minyak goreng curah dapat satu kilogram. Tapi aslinya sih kalau awet dipakainya ya lebih awet Minyakita,” kata dia.

Pembeli Protes Harga Tak Sesuai Label di Kemasan

Walaupun tak menjual Minyakita, ia juga menyediakan minyak goreng dengan merek lain sekaligus menyediakan minyak goreng curah. Mulyati berharap Minyakita kembali ke harga normal Rp14.000 per liter sehingga penjualan minyaknya semakin baik.

“Selain itu, harapan saya kiriman dari distributor kembali melimpah. Jangan seperti ini, dua distributor bilang kosong semua,” ujar dia. Sementara itu, terlihat masih ada Minyakita di lapak pedagang lain, Sri Lestari, 51.

Namun, ia mengaku itu adalah stok dua pekan lalu. Ia mengungkapkan sudah sepekan ini stok Minyakita dari distributor terbatas sehingga ia tak mendapatkan minyak.

“Saya punya empat distributor, semua bilang kalau barangnya ada tapi terbatas. Sepekan ini saya enggak dapat Minyakita,” ujarnya. Lestari mengungkapkan beberapa pedagang yang terlihat masih menjual Minyakita karena memiliki stok lama.

Senada dengan Mulyati, ia mengungkapkan harga Minyakita di Boyolali naik sejak akhir Desember 2022 dan merangkak naik hingga Rp17.000 per liter. Pelanggannya yang awalnya memilih Minyakita mulai beralih ke minyak goreng lain.

“Pembeli itu protes, di label tertulis Rp14.000, tapi saya mau jual Rp14.000 ya tidak bisa, harga dari sana sudah lebih. Pas harganya Rp17.000 per liter ini, ada pelanggan yang pilih minyak lain, kualitas lebih bagus harga Rp18.000 per liter, cuma selisih sedikit. Ada juga yang memilih minyak goreng curah, soalnya masyarakat cari yang kuantitasnya banyak,” kata dia.

Sri Lestari menyarankan kepada produsen, daripada menimbulkan kebingunan pembeli Minyakita, sebaiknya label harga pada kemasan minyak dihilangkan.

“Kalau enggak dihilangkan penjual pusing, masyarakat kan mikirnya ini label masih Rp14.000 kok dijual lebih tinggi. Harapannya sekaligus semoga pasokan minyak kembali stabil, harga balik lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya