SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Karanganyar (Solopos.com)–Stok semen di Karanganyar belum memenuhi kebutuhan masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pasalnya, kebutuhan warga terhadap semen lebih banyak daripada stok di sejumlah toko besi maupun toko bahan material.

Kondisi tersebut didapat saat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kabupaten Karanganyar menggelar monitoring stok semen, selama sepekan terakhir.

“Monitoring dilakukan ke beberapa toko bahan material dan distributor semen yang ada di kawasan Soloraya. Di Karanganyar tidak ada kelangkaan. Kalau kekurangan memang ada, tapi kebutuhan ini bukan dalam waktu dekat. Misalnya stok ditambah selama sepekan ke depan, masih bisa,” ungkap Kepala Disperindagkop dan UMKM Karanganyar, Sundoro kepada wartawan akhir pekan kemarin.

Kurangnya pasokan semen terhadap kebutuhan warga, karena beberpa hari menjelang Lebaran lalu, beberapa truk yang mengangkut semen dari pabrik ke distributor, tidak boleh beroperasi. Akibatnya, kata Sundoro, pasokan semen pun berkurang.

Beberapa distributor yang dikunjungi pihaknya antara lain distributror Holcim, Tiga Roda dan semen Gresik.

“Untuk semen Gresik, saat dimonitoring pada bulan ini, memang mengalami kekosongan di gudang, karena menunggu produksi kembali,” katanya.

Pengiriman semen untuk setiap merek itu berbeda-beda. Ada yang 1.000 ton per hari, ada pula yang 700-900 ton per hari.

Sedangkan ketersediaan semen di berbagai toko besi, tidak mengalami kelangkaan. Pihaknya juga tidak menemukan penimbunan semen. Dalam arti distributor tidak ada.

Pihaknya belum bisa menghitung berapa kebutuhan semen di Karanganyar, karena angka belanja konsumen dan penjualnya belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, dari pantauan yang digelar sejak 13 September lalu, haraganya berangsur-angsur kembali normal.

Saat Lebaran, harga di pasar mencapai Rp 60.000/sak dan sekarang menjadi Rp 50.000 per sak. Sementara untuk harga normalnya Rp 42.000-45.000 per sak.

“Itu tergantung belinya berapa, kalau yang sudah langganan akan diberi murah, misalnya pemborong tentu akan diberi harga khusus dibandingkan pembeli lainnya atau eceran,” kata Sundoro.

(fas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya