Soloraya
Jumat, 18 Januari 2013 - 01:30 WIB

Stok Vaksin Flu Burung di Karanganyar Tinggal 20.000 Dosis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Persediaan vaksin flu burung di Kabupaten Karanganyar tinggal 20.000 dosis.
Jumlah itu sangat kurang bila dibandingkan jumlah unggas yang perlu divaksinasi dimana mencapai jutaan ekor. Di samping itu, pengadaan vaksin baru flu burung tahun 2013 baru akan tiba Maret mendatang.

Informasi itu dihimpun di Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar, Kamis (17/1/2013). Keberadaan vaksin flu burung sangat penting untuk mencegah penyebaran virus avian influenza (AI) yang mulai menyerang Oktober tahun lalu.

Advertisement

Beruntung hingga awal 2013 belum ada laporan baru kematian massal berbagai jenis unggas. Seperti disampaikan petugas Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Fathur Rahman, saat ditemui Solopos.com. Menurut dia jumlah unggas yang dilaporkan mati dengan indikasi penyakit flu burung sejak Oktober 2012 di bawah 10.000 ekor.

Namun diakuinya tidak menutup kemungkinan jumlah unggas yang mati massal lebih dari angka itu. “Untuk vaksin flu burung masih tersedia hingga saat ini, tapi tinggal 20.000 dosis. Bila dibandingkan dengan jumlah unggas yang butuh divaksin ya sangat kurang,” katanya. Tapi dia buru-buru menambahkan, tambahan vaksin flu burung akan tiba bulan Maret.

Selain vaksinasi, Fathur Rahman menjelaskan, upaya pencegahan flu burung terus digalakkan dengan penyemprotan cairan disinfektan ke kandang unggas. Disnakkan menyediakan cairan tersebut, sedangkan penyemprotan dilakukan secara mandiri oleh peternak. Di sisi lain pengamatan Espos, tidak sedikit kandang unggas di Karanganyar berada dekat permukiman warga.

Advertisement

Sehingga bila terjadi serangan flu burung pada unggas sangat membahayakan masyarakat. Secara terpisah, legislator Kabupaten Karanganyar dari Fraksi Partai Demokrat (FPD), Tri Haryadi, meminta Pemkab setempat mengutamakan langkah pencegahan ketimbang pengobatan. Upaya-upaya antisipatif harus lebih didorong supaya flu burung tidak menyebar.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif