SOLOPOS.COM - Warga antre membeli minyak goreng di salah satu toko di depan Pasar Legi, Solo, Selasa (8/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo terus berupaya mengatasi masalah harga dan kelangkaan minyak goreng di pasaran, terutama untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat Ramadan dan Lebaran.

Strategi yang ditempuh Dinas Perdagangan Kota Solo dalam hal ini adalah bekerja sama dengan sejumlah pihak menggelar operasi pasar (OP). Strategi lainnya dengan terus mengawasi harga agar tidak melambung tinggi serta menjamin keamanan pasokan supaya tidak terjadi kelangkaan di pasaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Bidang Pelayanan Pengembangan Dinas Perdagangan Kota Solo, Training Hartanto, saat diwawancara, Rabu (9/3/2022), mengatakan OP telah dilakukan beberapa bulan lalu sejak adanya kelangkaan. Sampai saat ini sudah ada sejumlah pihak yang diajak kerja sama.

Baca Juga: Antisipasi Minyak Goreng Langka saat Lebaran, Ini Langkah Pemkot Solo

Beberapa pihak yang sudah kerja sama ada Bulog Solo, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, hingga Start Up Dagangan. Bersama Bulog Solo, Disdag menyalurkan sekitar 12.000 liter minyak goreng dengan harga Rp14.000/liter.

Penyaluran diadakan sejak akhir Februari hingga akhir Maret ini di lima titik. Masing-masing warga dijatah maksimal dua liter dengan syarat menunjukkan kartu identitas.

Warga Kesulitan Dapat Minyak Goreg

Sementara itu, startup e-commerce Dagangan mendistribusikan 6.000 liter minyak goreng kepada 3.000 keluarga di lima kecamatan Kota Solo. CEO Dagangan, Ryan Manafe, saat diwawancarai belum lama ini mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk membantu warga yang kesulitan dalam mendapatkan minyak.

Baca Juga: Warga Solo Khawatir Masalah Minyak Goreng Berlanjut sampai Lebaran

Selain harga yang mahal, saat ini minya goreng di Solo juga langka. “Melihat kelangkaan minyak goreng yang tak kunjung usai, Dagangan merespons cepat permintaan Pemerintah Kota Solo untuk melakukan penjualan secara langsung kepada warga agar distribusi minyak goreng ini tepat sasaran,” kata Ryan.

Hal ini, lanjut Ryan, sejalan dengan visi Dagangan yang ingin terus membuka akses bagi masyarakat di luar kota metropolitan agar dapat memperoleh kebutuhan sehari- hari dengan lebih mudah dan efisien.

Salah satu warga Solo, Uji Setyani, mengatakan pentingnya operasi pasar baginya. Selain dijual mahal, saat ini migor juga mulai langka di pasaran. Minyak kemasan seharga Rp20.000 sekalipun sangat sulit didapatkan.

Baca Juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Sasar Kelurahan di Pinggir Kota Solo

Harga Kebutuhan Pokok Lain Mulai Naik

Lebih lanjut, Uji, juga mengeluhkan harga bahan pokok lain ikut merangkak naik. Mulai dari tepung terigu, telur, dan gula pasir. Ia khawatir harga besar juga ikut mahal menjelang Ramadan nanti.

“Susah sekali mencari minyak sekarang Mbak. Saya biasa pakai minyak kemasan, nyari susah dapatnya. Lucu sekali pemerintah ini, minyak bisa susah sekali. Saya jadi khawatir beras ikut naik nanti,” keluh Uji.

Baca Juga: Terlalu Banyak Syarat untuk Beli Minyak Goreng, Pembeli di Solo Pusing

Sementara itu mengenai pengawasan harga minyak goreng, Dinas Perdagangan Solo bekerja sama dengan Satgas Pangan Polresta Solo. Disdag ingin memastikan semua pedagang menjual minyak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pedagang yang melanggar bakal dikenai sanksi bertahap mulai teguran hingga pencabutan izin usaha. HET minyak goreng curah adalah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan biasa (sederhana) Rp13.500 per liter, sedangkan harga minyak goreng premium Rp14.000 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya