Solopos.com, SOLO — Aktivis becak Solo yang juga Ketua Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Soloraya, Sardi, sudah sekitar 10 bulan terakhir hanya bisa berbaring di tempat tidur rumahnya. Pada April 2021 lalu, Sardi mengalami stroke yang membuatnya tak bisa lagi bekerja.
Meski hanya bekerja sebagai tukang becak, nama Sardi cukup populer di Kota Solo. Dia aktif di organisasi dan kegiatan kemanusiaan. Jika ada masalah terkait perbecakan atau masalah lain, ia cukup vokal menyuarakan pendapatnya.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Pada Pilkada 2020 lalu, Sardi menjadi salah satu sukarelawan di tim pemenangan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Hal itu diceritakan putri pertama Sardi, Sari Wahyuni, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Penghasilan Rp200.000/Hari, Warga Semanggi Solo Ini Hidupi 8 Orang
Menurut Sari, sebelum terkena stroke, bapaknya yang seorang tukang becak di Solo itu memang sangat aktif di berbagai organisasi, termasuk menjadi aktivis Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Soloraya.
“Organisasi-organisasi itu lah yang mengantar bapak hingga punya kedekatan dengan Mas Gibran. Bahkan ketika bapak sakit, salah seorang ajudan Gibran datang ke rumah sakit,” ungkapnya.
Mendirikan FKKB Soloraya
Lebih lanjut, Sari Wahyuni menceritakan kisah hidup bapaknya. Menurutnya, Sardi lahir dari keluarga yang sederhana. Riwayat pendidikannya hanya berakhir di bangku SMA. Dia memiliki tujuh orang anak dari dua istrinya.
Baca Juga: Warga Semanggi Solo Ini Harus Kerja Pagi-Malam untuk Dapat Rp200.000
“Pekerjaan awal bapak saya adalah sopir backhoe di Dinas Kebersihan Kota Solo. Namun entah apa yang terjadi, bapak tiba-tiba berhenti. Kemudian beralih bekerja sebagai tukang becak,” ungkapnya.
Menurut Sari, Sardi memiliki banyak teman aktivis sehingga begitu bekerja sebagai tukang becak, ia mendirikan FKKB di Solo. “Bapak sangat aktif di forum-forum seperti itu. Bahkan sering kali pulang malam. Sebab setelah bekerja, dia sering ikut rapat-rapat seperti itu,” ungkapnya.
Selain di FKKB, pria 55 tahun itu juga aktif menjadi sukarelawan pemenangan Gibran Rakabuming. Bahkan beberapa kali Sardi rapat dengan Wali Kota Solo tersebut. “Mas Gibran itu tahu kalau bapak memiliki pengaruh di Solo. Khususnya di kalangan tukang becak. Mas Gibran juga sering mampir ke pangkalan bapak,” ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Tukang Becak di Solo, Beralih Jadi Pemulung karena Sepi Penumpang
Tak hanya itu, Sardi juga pernah menjadi sukarelawan pemenangan Jokowi yang kini menjadi Presiden RI. “Ini ada foto bapak pas sama Jokowi,” tuturnya seraya menunjukkan foto aktivis becak di Solo itu bersama Jokowi.
Donor Darah
Pada April 2021 lalu, Sardi terkena stroke. Penyakit itu dialami setelah pria tersebut mengikuti kegiatan donor darah. “Jadi begitu selesai donor darah, bapak pingsan. Dia pun dibawa ke rumah sakit. Namun sayang, kesehatannya memburuk. Beliau tiba-tiba terkena stroke,” ungkapnya.
Alhasil, Sardi kini tidak bisa lagi mencari uang apalagi berorganisasi. Sejak saat itu pula, gantian Sari Wahyuni yang mencari uang untuk menghidupi seluruh keluarganya. Total ia menanggung hidup delapan anggota keluarganya.
Baca Juga: Penutupan Jl Dr Radjiman Solo Bikin Pengayuh Becak dan Jukir Menangis
Ia pun harus pontang-panting melakukan pekerjaan apa saja dari pagi sampai malam. Dalam sehari, penghasilannya paling banyak Rp200.000. Uang itu untuk makan dirinya dan delapan anggota keluarganya, sekolah adik-adiknya, dan berbagai kebutuhan lain.
“Kalau saya tidak turun, adik-adik saya masih ada yang sekolah. Sehingga membutuhkan banyak uang,” ungkapnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
