SOLOPOS.COM - Ilustrasi stunting (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Mengapa Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Sragen sangat berupaya untuk menurunkan angka kasus stunting di Sragen?

Angka anak balita pendek karena kurang asupan gizi alias stunting ini rupanya memiliki pengaruh yang cukup besar. Stunting dikatakan menjadi ancaman kualitas generasi muda dan kualitas bangsa.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dengan 4.353 balita stunting di Sragen per-2021, menjadikan angka stunting Sragen berada pada urutan ke-14 di Jawa Tengah, namun tertinggi keempat di Soloraya.

Dilansir melalui laman stunting.go.id, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurangnya asupan gizi kronis dan infeksi berulang. Terutama ketika periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Pengertian mudahnya, stunting adalah kondisi anak di mana ia mengalami gangguan pertumbuhan. Sehingga, menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya, dan penyebab utama adalah kekurangan nutrisi.

Baca Juga: Banyak Anak Balita Pendek di Sragen, Ini Penyebabnya

Banyak yang tidak menyadari bahwa anak pendek merupakan tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhannya. Namun, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sementara anak stunting pasti terlihat pendek.

Ketika panjang atau tinggi badan anak menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD), dapat dikatakan hal tersebut termasuk dalam kategori stunting.

Terlebih jika kondisi tersebut dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun. Maka, harus ditangani dengan segera dan tepat.

Penilaian status gizi dengan standar deviasi di atas biasanya menggunakan grafik pertumbuhan (GPA) dari WHO.

Kondisi kurang gizi yang telah berlangsung lama, menyebabkan tubuh pendek pada anak berada di bawah standar normal. Itulah yang menjadi alasan pertumbuhan tinggi badan anak terhambat dan mengakibatkan dirinya tergolong stunting.

Baca Juga: Masih Ada 4.917 Penderita Stunting, Ini Langkah Pemkab Wonogiri

Akan tetapi, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi seperti itu hanya terjadi apabila asupan nutrisi harian anak kurang, sehingga mempengaruhi perkembangan tinggi badannya.

Tidak hanya berdampak untuk sekitar saja, stunting juga memiliki dampak yang cukup buruk pada anak.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin dapat memberikan dampak jangka panjang, yaitu:

Baca Juga: Duh, Angka Balita Pendek di Sragen Tertinggi Keempat di Soloraya

· Penurunan kemampuan perkembangan kognitif otak anak

· Mudah sakit akibat kekebalan tubuh yang lemah

· Tingginya risiko muncul penyakit metabolik seperti kegemukan

· Penyakit jantung

· Penyakit pembuluh darah, dan

· Kesulitan belajar

Bahkan ketika dewasa, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.



Bagi anak perempuan, kondisi stunting dapat menyebabkan keturunannya mengalami masalah kesehatan dan komplikasi medis yang serius.

Setelah mengetahui betapa seriusnya kondisi stunting bagi anak, berikut beberapa cara pencegahan stunting.

1. Penuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Disarankan agar para ibu hamil selalu mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta suplemen atas anjuran dokter.

2. Beri ASI Eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan

ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro yang terkandung di dalamnya.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu dapat memberikan makanan pendamping atau MPASI.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Terutama pada tinggi dan berat badan anak. Orang tua dapat membawa buah hati ke Posyandu maupun klinik khusus anak untuk memantau tumbuh kembang mereka.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Anak-anak rentan akan penyakit, maka dari itu, selalu jaga lingkungan sekitar agar tetap bersih. Seperti studi dilakukan di Harvard Chan School, diare menjadi faktor ketiga yang menyebabkan stunting.

Baca Juga: Lomba Menulis Surat untuk Bunda Selvi Gibran,Ruang Ekspresi Anak Curhat

Stunting menjadi suatu kondisi serius bagi masyarakat dan juga anak. Berbagai upaya telah dilakukan guna menurunkan angka stunting, khususnya di Sragen.

Salah satunya adalah membuka secara resmi program Isi Piringku  yang didukung oleh Bupati Sragen, Untung Yuni Sukowati.

Dengan adanya informasi dan program Isi Piringku tersebut, diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli dan paham pentingnya asupan gizi yang tepat bagi memenuhi kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya