SOLOPOS.COM - Suasana Sub Terminal Delanggu, Desa Karang, Kecamatan Delanggu lengang, Jumat (1/4/2022). Selama bertahun-tahun subterminal itu sepi penumpang yang naik dari terminal. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPemerintah Desa (Pemdes) Karang, Kecamatan Delanggu mempersilakan pemkab memiliki wacana menjadikan Sub Terminal Delanggu sebagai pasar beras. Sub terminal itu berdiri di atas tanah kas desa.

Kepala Desa (Kades) Karang, Agung Tri Sulistyo, mengatakan wacana itu sudah muncul selama beberapa tahun terakhir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kalau itu memang menjadi program pemkab tidak apa-apa,” kata Agus saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga: Sub Terminal Delanggu bakal Jadi Pasar Beras, Kenapa?

Jika wacana itu direalisasikan, Agung berharap sisi hulu pertanian di Delanggu juga ikut diperbaiki. Agung menjelaskan gairah petani untuk bercocok tanam belakangan menurun.

Hal itu dipengaruhi sarana dan prasarana pertanian yang semakin sulit seperti mahalnya pupuk. Kondisi itu didukung lahan pertanian yang kian sempit ditambah tak banyak lagi tenaga kerja di pertanian.

“Antara pasar dan bagian hulu pertanian itu saling berkaitan. Kami berharap pada sisi hulu pertanian bisa diperbaiki,” jelas dia.

Baca Juga: Hore! Pemkab Klaten Kantongi Hak PVT Rojolele Srinar dan Srinuk

Disinggung keberadaan Sub Terminal Delanggu, Agung menjelaskan terminal itu dibangun Pemkab Klaten kisaran pertengahan 1990-an. Terminal tersebut berdiri di atas tanah yang hingga kini berstatus sebagai tanah kas desa.

“Luasannya sekitar 7.000 meter persegi,” jelas dia.

Sejak awal beroperasi sebagai Sub Terminal, Agung mengakui kondisi terminal sudah sepi. Hal yang sama disampaikan sejumlah sopir angkutan serta warga di sekitar sub terminal. Terminal itu sekadar dijadikan tempat istirahat para sopir bus atau angkutan sebelum melanjutkan perjalanan mereka.

Baca Juga: Hasil Panen Rojolele Srinuk di Demakijo Klaten Capai 67,6 Ton

Salah satu warga Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Atok Susanto, juga mengungkapkan kondisi serupa. Sejak awal kondisi terminal itu sepi. Salah satu penyebabnya para penumpang memilih naik bus dari tepi jalan raya ketimbang harus masuk terminal.

“Dulu itu hanya sebentar kondisi terminal ramai,” kata dia.

Meski sepi, Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten tetap menempatkan petugas di kawasan Sub Terminal Delanggu tersebut. Belum lama ini, pagar terminal itu dicat dan pembersihan beberapa bagian agar wajah terminal tersebut lebih segar.

Baca Juga: Rojolele Srinuk dan Srinar, Padi Varietas Baru Unggulan Klaten

Salah satu petugas jaga di Sub Terminal Delanggu, Slamet, 55, mengatakan sebelum ada pandemi Covid-19, terminal itu kerap menjadi tempat istirahat para sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Sejak pandemi Covid-19, tak banyak bus yang parkir selain lalu lalang angkutan yang hingga kini masih bertahan beroperasi.

“Biasanya angkutan masih di sini beristirahat dan sambil mengecek kondisi kendaraan,” kata Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya