SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian kedelai (Dok. Bisnis)

Ilustrasi petani kedelai (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi petani kedelai (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, KLATEN — Serapan bantuan subsidi bibit kedelai dari Kementerian Pertanian tak maksimal. Pasalnya, dari alokasi 2.000 Hektar (Ha) yang diberikan oleh Kementerian Pertanian, yang terserap hanya 730 Ha.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Seksi (Kasi) Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Lilik Nugraharjo,  mengatakan salah satu penyebab tidak terserapnya bantuan dari pemerintah karena faktor anomali cuaca beberapa bulan lalu.

“Jika penyebabnya adalah iklim, itu sudah berat dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/9/2013).

Apalagi, sambungnya, pemberian benih kedelai kepada petani dengan sistem subsidi itu baru kali pertama dilakukan Kementerian Pertanian.

“Jadi, tahun ini petani membeli benih kedelai dengan harga yang jauh lebih murah. Sebenarnya, subsidi itu juga menguntungkan petani,” paparnya.

Selain itu, tidak terserapnya subsidi itu juga disebabkan oleh petunjuk teknis (juknis) dari pusat yang terlambat sampai ke daerah. Saat itu, juknis baru turun sekitar Juni, padahal masa tanam kedelai berada di awal Mei.

Hal itu mengakibatkan target yang ditetapkan Dispertan tidak tercapai tahun ini. Padahal, harga kedelai tahun ini memang jauh lebih baik daripada tahun lalu. Oleh sebab itu, pihaknya berani menargetkan penyerapan bantuan benih kedelai semaksimal mungkin pada 2013. Namun, siapa sangka malah terjadi anomali cuaca yang terjadi beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pada 2012, petani diberikan bantuan benih kedelai secara cuma-cuma oleh pemerintah. Pada 2012 itu pula bantuan benih kedelai di Klaten bisa terserap dengan baik. Dari alokasi bantuan benih kedelai seluas 2.000 Ha pada 2012, yang terserap di Klaten bisa mencapai 1.970 Ha.

“Sedangkan, sisa 30 Ha yang tidak terserap itu karena di petani yang sudah terlanjur menanam tanaman lain,” imbuh Lilik.

Selain itu, terserapnya bantuan benih kedelai pada 2012 juga didukung oleh cuaca yang masih normal.

Sebelumnya 730 Ha yang ditanami kedelai itu ada di Cawas seluas 450 Ha, 60 Ha di Bayat, 140 Ha di Karangdowo, 20 Ha di Pedan dan 60 Ha di Trucuk. Dengan luas lahan itu, diperkirakan hanya bisa menghasilkan sekitar 1.100 ton kedelai.

Padahal, kebutuhan kedelai di Klaten tahun ini mencapai sekitar 30.000 ton. Jumlah produksi lokal jelas dinilai kurang untuk bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga harus mendatangkan kedelai dari sejumlah wilayah seperti Grobogan, Gunung Kidul, bahkan kedelai impor.

Pada 2012, luas lahan yang ditanami kedelai di Klaten ada sekitar 3.500 Ha dan pada 2011 mencapai 4.000 Ha. Dengan luas itu, bisa menghasilkan 5.000 ton hingga 6.000 ton setiap tahun. Dengan demikian, kekurangan kebutuhan kedelai tidak sebanyak tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya